Pilkades Serentak di 264 Desa di Gresik Aman
A
A
A
GRESIK - Hari ini berlangsung pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di 264 desa se-Kabupaten Gresik. Sampai menjelang perhitungan berjalan lancar dan aman.
“Sejak persiapan sampai hari ini pelaksanaan berlangsung aman,” kata Kapolres Gresik, AKBP Wahyu Sri Bintoro ditemui wartawan di Gresik, Rabu (31/7/2019).
Menurut dia, untuk memperkuat keamanan, pihaknya meminta bantuan personil dari Polres Lamongan, Tuban, Mojokerto dan sebagai Polrestabes Surabaya.
“Kami sudah petakan mana yang rawan, dan paling rawan. Untuk mengantisipasi adanya konflik,” kata AKBP Wahyu SB.
Dari 264 desa yang menggelar pilkades, ada sekitar 600 lebih warga yang ikut kontestasi tingkat desa itu. Dari jumlah itu, sebagian besar diisi calon-calon pasangan suami istri.
“Karena gak ada lawannya, makanya saya mencalonkan istri saya. Dari pada melawan bumbung kosong,” kata Aang Chunaifi, Cakades Pongangan, Kecamatan Manyar Gresik.
Ada banyak cara yang dilakukan panitia untuk menarik pemilih. Di antaranya, pasangan Aang Chunaifi dengan istrinya, panitia mendekor dengan model panganten.
Meski begitu, antusias pemilih terliang tinggi. Bahkan, sedari pagi banyak warga yang ikut antri untuk bisa mencoblos.
“Kami minta panitia, lain kali agar pemilihan bisa dimulai pukul 06.00 WIB, agar kami tidak ketinggalan kerja,” kata Arifin (43) warga Desa Krikilan, Kecamatan Driyorejo, Gresik.
“Sejak persiapan sampai hari ini pelaksanaan berlangsung aman,” kata Kapolres Gresik, AKBP Wahyu Sri Bintoro ditemui wartawan di Gresik, Rabu (31/7/2019).
Menurut dia, untuk memperkuat keamanan, pihaknya meminta bantuan personil dari Polres Lamongan, Tuban, Mojokerto dan sebagai Polrestabes Surabaya.
“Kami sudah petakan mana yang rawan, dan paling rawan. Untuk mengantisipasi adanya konflik,” kata AKBP Wahyu SB.
Dari 264 desa yang menggelar pilkades, ada sekitar 600 lebih warga yang ikut kontestasi tingkat desa itu. Dari jumlah itu, sebagian besar diisi calon-calon pasangan suami istri.
“Karena gak ada lawannya, makanya saya mencalonkan istri saya. Dari pada melawan bumbung kosong,” kata Aang Chunaifi, Cakades Pongangan, Kecamatan Manyar Gresik.
Ada banyak cara yang dilakukan panitia untuk menarik pemilih. Di antaranya, pasangan Aang Chunaifi dengan istrinya, panitia mendekor dengan model panganten.
Meski begitu, antusias pemilih terliang tinggi. Bahkan, sedari pagi banyak warga yang ikut antri untuk bisa mencoblos.
“Kami minta panitia, lain kali agar pemilihan bisa dimulai pukul 06.00 WIB, agar kami tidak ketinggalan kerja,” kata Arifin (43) warga Desa Krikilan, Kecamatan Driyorejo, Gresik.
(nth)