Pecahkan Rekor MURI, Maba Ubaya Rangkai Wayang Kertas Punakawan

Jum'at, 02 Agustus 2019 - 13:26 WIB
Pecahkan Rekor MURI, Maba Ubaya Rangkai Wayang Kertas Punakawan
Mahasiswa baru Ubaya menunjukkan wayang kertas Punakawan, ketika mengikuti Masa Orientasi Bersama (MOB) di Ubaya Surabaya, Jumat (2/7/2019). FOTO/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Mahasiswa baru Universitas Surabaya (Ubaya), berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Rekor tersebut behasil diraih setelah mereka berhasil merangkai dan mewarnai 2.400 wayang kertas Punakawan, ketika mengikuti Masa Orientasi Bersama (MOB) Ubaya 2019.

Atas kepedulian mereka atas budaya lokal tersebut, Museum Rekor Indonesia (MURI) mengganjar dengan rekor MURI kategori Pemrakarsa dan Penyelenggara Merangkai Wayang Kertas Terbanyak Oleh Mahasiswa.

Pecahkan Rekor MURI, Maba Ubaya Rangkai Wayang Kertas Punakawan


Rektor Ubaya, Benny Lianto, mengatakan, kegiatan merangkai dan mewarnai 2.400 wayang kertas Punakawan oleh mahasiswa baru ini adalah untuk memberi apresiasi terhadap keragaman budaya Indonesia.

Benny mengatakan, mahasiswa baru, sebagai generasi muda dan generasi milenial harus cinta budaya. Mahasiswa harus tahu tentang keberagaman budaya yang sangat luas dan bagaimana mereka mencintai budaya tersebut.

"Saya kira generasi muda harus peduli, harus ikut memikirkan bagaimana pengembangan budaya bagsa kedepan," kata dia seusai menerima piagam Muri di Ubaya Sport Center, Kampus Ubaya Tenggilis, Surabaya, Jumat (2/7/2019).

Ketua Masa Orientasi Bersama (MOB) Ubaya 2019, Taufik Akbar Rizqi Yunanto, menjelaskan, pemilihan wayang Punakawan ini selaras dengan tema MOB tahun 2019 yaitu Budaya dan Apresiasi Keberagaman.

Melalui kegiatan MOB, mahasiswa diajak untuk belajar dan mengenal keberagaman dengan bertemu banyak teman dari berbagai latar belakang budaya dan agama yang berbeda.

“Wayang menjadi simbol atau ikon keragaman budaya asli dari Indonesia. Kegiatan ini adalah salah satu cara memperkenalkan budaya lokal setempat dan mengapresiasi keberagaman di Indonesia yang perlu dilestarikan. Mahasiswa juga perlu mengetahui wayang Punakawan yang menjadi ciri khas wayang di Pulau Jawa,” kata dia.

Istilah Punakawan diambil dari bahasa Jawa yang berasal dari kata puna yang berarti susah dan kawan yang berarti teman. Sehingga Punakawan dapat dimaknai sebagai teman dikala susah. Punakawan sendiri merupakan gambaran dari empat tokoh pewayangan yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Pada umumnya, para Punakawan ditampilkan sebagai sekelompok abdi atau penasehat yang menghibur dalam pementasan wayang baik itu wayang kulit, wayang golek, atau wayang orang sebagai kelompok penebar humor untuk mencairkan suasana. Melalui kegiatan ini mahasiswa belajar mengenal wayang Punakawan dan nilai-nilai dari keempat tokoh.

Taufik berharap, setelah rangkaian kegiatan ini, mahasiswa baru Ubaya sebagai generasi muda bisa patut berbangga dan mengapresiasi wayang yang merupakan warisan Indonesia yang perlu dilestarikan.

"Tentunya saya ingin mereka tidak melihat wayang sebagai benda jadul melainkan warisan yang bisa dicintai dan dihargai sebagai budaya sendiri,” pungkas Dosen Fakultas Psikologi Ubaya ini.

Selama membuat wayang kertas, para mahasiswa baru ini juga mendapatkan materi dan penjelasan singkat terkait pembuatan wayang kertas. Materi tersebut disampaikan oleh Direktur Museum Gubug Wayang, Cynthia Handi. Secara detil, Cynthia memaparkan ciri-ciri dan karakter Punakawan, termasuk makna yang terkandung di dalam setiap wayang.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5698 seconds (0.1#10.140)