Pantau Langsung Dampak Gempa, Doni Monardo Sudah di Pandeglang

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 08:47 WIB
Pantau Langsung Dampak Gempa, Doni Monardo Sudah di Pandeglang
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, melakukan kunjungan ke Pandeglang, Provinsi Banten. Foto/Dok.SINDOnews/Yuswantoro
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Doni Monardo sudah berada di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, pada Sabtu (3/8/2019) pagi.

Mantan Danjen Kopasus ini, berada di Pandeglang, bersama Staf Khusus Kepala BNPB, Egy Massadiah, untuk memastikan kondisi masyarakat di wilayah tersebut, pasca gempa hebat yang terjadi Jumat (2/8/2019) malam.

"Semestinya subuh ini, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo bertolak ke Palangkaraya, dan Pontianak, untuk meninjau kegiatan Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan. Namun beliau menundanya dan memutuskan untuk berada di Banten, terkait dengan gempa yang terjadi semalam," ungkap Egy Massadiah kepada wartawan, Sabtu (3/8/2019).

Letjen Doni Monardo ingin memastikan secara langsung dampak gempa semalam dan semua pelayanan publik terlayani. "Saya ingin memastikan bahwa semua dukungan untuk masyarakat yang terdampak langsung atau tidak, semua berjalan dengan baik," demikian kata mantan Danjen Kopassus itu, sebagaimana yang disampaikan Egy Massadiah.

Semalam sesaat setelah gempa, Presiden Jokowi langsung memerintahkan BNPB, TNI, Polri, dan Menteri Sosial untuk bertindak cepat. "Apabila ada yang memang harus disikapi, kita bergerak," ujar Jokowi di sela-sela menyaksikan pertunjukan wayang kulit di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (2/8/2019) malam.

Ia pun memastikan, keadaan saat ini sudah aman karena tidak berpotensi tsunami. Pascagempa, dirinya langsung menghubungi aparat terkait untuk mendapatkan informasi terkini.

Pascagempa M 6.9, 7 Rumah Rusak Berat di Beberapa Wilayah Terdampak

Data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB pada Jumat (2/8/2019) pukul 22.10 WIB, mencatat tujuh rumah rusak berat, tiga rusak sedang, dan lima lainnya rusak ringan. Data rumah rusak berat teridentifikasi di wilayah Kabupaten Cianjur, dan Bandung Barat.

Kerusakan rumah sebanyak lima unit rusak berat di Desa Neglasari, dan satu unit di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Rumah rusak berat lain tercatat satu unit di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat.

"Selain itu kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan Cipatat, dan Cililin. Satu rumah rusak ringan di Desa Cirawa Mekar, Kecamatan Cipatat, sedangkan empat lainnya di Kecamatan Cililin," ujar Pelaksana harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, dalam siaran persnya yang diterima SINDOnews.

Sementara itu, dua unit rumah mengalami rusak ringan dan rusak sedang di Kabupaten Sukabumi. Rincian kerusakan, satu unit di Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu, dan satu lagi di Desa Sukatani, Kecamatan Parakansalak. Kerusakan juga terjadi pada bangunan Majelis Ta'lim di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, dengan kategori rusak ringan. Di Kota Bogor, BPBD setempat melaporkan satu unit rumah mengalami retak-retak.

Berdasarkan pantauan Pusdalops BNPB, sejumlah 1.000 warga mengungsi di halaman Kantor Gubernur Provinsi Lampung. Sejumlah 50 lainnya di Kabupaten Lampung Selatan, mengungsi di EX Hotel Lima Enam.

Gempa bumi bermagnitudo 6,9, yang sebelumnya dirilis bermagnitudo 7,4 ini dirasakan dengan durasi berbeda di beberapa wilayah. Warga di Kabupaten Pandeglang merasakan getaran 5-10 detik. Warga panik dan keluar rumah; sebagian mereka mengungsi ke dataran yang tinggi.

Warga di Kabupaten Lampung Selatan merasakan gempa 1-5 detik. Mereka juga panik namun tetap waspada. Sedangkan warga Sukabumi, mereka merasakan getaran lebih lama yaitu 15-20 detik. Masyarakat terpantau panik dan keluar rumah.

Demikian juga dengan warga Kabupaten Cianjur, yang juga merasakan getaran sekitar 20 detik. Durasi pendek dirasakan warga Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, dengan waktu 5-7 detik, sedangkan Kota Bogor 15-25 detik.

Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan bahwa peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir pada pukul 21.35 WIB. Gempa magnitudo 6.9 ini terjadi pada pukul 19.03 WIB yang berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7389 seconds (0.1#10.140)