Keasyikan Main Gadget Bisa Terjerat 'Child Grooming'

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 18:49 WIB
Keasyikan Main Gadget Bisa Terjerat Child Grooming
Keasyikan main game bisa membuat seorang anak menjadi korban kejahatan chlid grooming. Foto/SINDOnews/DOk
A A A
JAKARTA - Kemajuan teknologi dan internet ibarat pisau bermata dua. Di sisi lain kemajuan teknologi informasi bisa bermanfaat untuk masyarakat, namun di sisi lain dapat melukai masyarakat.

Hal itu bila dikaitkan fenomena kejahatan 'Child Grooming' dan kasus penyimpangan seksual dalam isu LGBT.

"Sebetulnya kita tidak pernah bertemu dengan orang (secara langsung) sehingga hanya bertemu melalui gadget, bagaimana kita yakin bahwa itu adalah orang yang dimaksud," kata Plt Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Riki Arif Gunawan dalam diskusi MNC Trijaya FM bertajuk 'Child Grooming dan Darurat LGBT di Resto d'Consulate, Menteng, Jakarta, Sabtu (3/8/2019).

Menurut dia, jadi ketidaktahuan kita di ujung sana artinya identitas di ujung sana kejahatan itu menjadi tumbuh besar di internet ini.

Selain kondisi tersebut, lanjut Riki, fenomena kejahatan child grooming dan penyimpangan seksual dilatarbelakangi oleh budaya masyarakat yang dianggap mudah percaya dengan informasi yang belum dipercaya kebenarannya.

Satu contoh, kata Riki, orang begitu percaya untuk menerima sambungan telpon dengan maksud yang bermacam-macam. Padahal orang itu satu sama lain tidak saling mengenal.

Menurut dia, budaya lama masyarakat ini masih ditambah dengan kehadiran alat komunikasi berupa Gadjet yang sekarang dengan mudah dimiliki masyarakat.

"Bahwa ternyata dengan kita memiliki gadget ini kita menjadi orang yang asyik dengan gadget. Jadi asyik dengan ini tidak butuh sosialisasi. Teman kita ada di sini semua. Itu justru jadi pemicu juga, menjadi anak kita jadi korban. Karena dia tidak bersosialisasi," kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0171 seconds (0.1#10.140)