Tumpeng Sewu Tradisi Makan Bersama Suku Osing di Banyuwangi

Senin, 05 Agustus 2019 - 08:08 WIB
Tumpeng Sewu Tradisi Makan Bersama Suku Osing di Banyuwangi
Warga antusias mengikuti Festival Tumpeng Sewu, dengan menyajikan makanan khas Suku Osing di Kabupaten Banyuwangi. Foto/inews TV/Eris Utomo
A A A
BANYUWANGI - Jalanan di Desa Adat Kemiren, Kabupaten Banyuwangi, dipadati masyarakat Suku Osing. Mereka menggelar tikar, lalu menyuguhkan berbagai makanan tradisional.

Makan bersama ini, mereka kenal dengan sebutan tradisi Tumpeng Sewu, yang secara harafiah bisa diartikan menyajikan nasi tumpeng sebanyak seribu buah.

Tradisi ini selalu digelar oleh masyarakat Suku Osing, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kelimpahan berkat yang mereka terima selama ini.

Selamatan yang melibatkan banyak orang ini, juga sudah masuk dalam agenda Festival Banyuwangi, yang bertajuk Majestic Banyuwangi.

Makanan yang disajikan dalam selamatan bersama ini juga sangat khas, yakni Pecel Pitik atau Pecel Ayam, yang dinikmati secara beramai-ramai di sepanjang jalan desa.

Meskipun bahan bakunya adalah ayam, namun Pecel Pitik berbeda dengan menu pecel pada umumnya. Ayam yang digunakan pada sajian khas ini adalah daging ayam kampung yang dibakar di atas perapian.

Sedangkan bumbu yang digunakan adalah cabe besar, cabe rawit, gula merah, garam, terasi, kacang tanah, dan kemiri. Semua bumbu dicampur dan dihaluskan, ditambah parutan kelapa dan air secukupnya.

Setelah bumbu siap, daging ayam yang sudah matang dipanggang dipotong-potong dan dilumuri dengan bumbu yang sudah tercampur. Sebelum acara santap bersama, Pecel Pitik diarak di jalan desa sejak 3 kilometer (km), dengan iringan gamelan dan tarian barong.

Arak-arakan tersebut, semakin seru dengan hadirnya obor yang menyala mengiringi. Masyarakat menyatu dalam kedamaian, tanpa melihat perbedaan di antara mereka. Acara tradisi ini, sekaligus sebagai bentuk selamatan bersih desa.

"Kami selalu menggelarnya setiap tahun, sebagai kegiatan bersih desa dan melestarikan kebudayaan Suku Osing. Sekaligus sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan tas berkah yang melimpah," ujar Ratna Sumarni, salah satu warga Suku Osing di Desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi.

Menariknya, tradisi ini selalu menjadi perhatian masyarakat dari luar desa, hingga luar Kabupaten Banyuwangi. Mereka banyak yang sengaja datang untuk melihat festival tersebut.

Bahkan, seluruh masyarakat yang hadir menyaksikan tradisi ini, juga diperbolehkan menikmati bersama menu Pecel Pitik yang disediakan masyarakat Suku Osing secara bergotong royong.

Tradisi Tumpeng Sewu ini digelar setiap pekan pertama di bulan Syuro atau Dzulhijjah, pada hari Kamis atau Minggu. Kedua hari ini dipilih, karena dianggap sebagai hari baik bagi warga Desa Kemiren, dalam melaksanakan acara selamatan bersama tersebut.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.9363 seconds (0.1#10.140)