Serius Tangani Masalah Terorisme, Emil Siap Sinergi dengan BNPT

Senin, 05 Agustus 2019 - 17:00 WIB
Serius Tangani Masalah Terorisme, Emil Siap Sinergi dengan BNPT
Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak saat menghadiri ASEAN-U.S. Workshop Developing National Action Plans on Countering Violent Etxtremism (CVE) di Surabaya.
A A A
SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak menegaskan, Pemprov Jatim sangat concern terhadap permasalahan terorisme. Bahkan, beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan sinergi terkait penanganan terorisme dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Saya bersama ibu Gubernur Khofifah bekerja serius dan terus mensupport terkait deteksi dini terhadap terjadinya kerawanan sosial dan terorisme, mulai dari hilir hingga di sisi hulunya juga,” kata Emil saat menghadiri ASEAN-U.S. Workshop Developing National Action Plans on Countering Violent Etxtremism (CVE) yang diselenggarakan di Surabaya, Senin (5/8/2019).

Emil menjelaskan, berbicara tentang terorisme erat kaitannya dengan pemahaman agama setiap orang. Apalagi, Jatim merupakan salah satu daerah yang berpenduduk muslim terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu, berbagai pengenalan dan deteksi dini mengenai hal yang mengarah ke terorisme ataupun radikalisme harus disosialisasikan ke mereka.

“Jika kita bicara Islam maka Jatim merupakan salah satu basic dari keberadaan Islam. Terlebih lagi, keberadaan pondok pesantren di Jatim juga sangat banyak dengan total santri mencapai hampir 1 juta orang,” urai mantan Bupati Trenggalek ini.

Dia menambahkan, pondok pesantren bisa diibaratkan layaknya boarding school yang menggembleng para generasi muda muslim. Selain itu, para santri tersebut tidak hanya berasal dari Jatim tapi juga banyak yang berasal dari luar negeri.

“Jika bicara tentang ponpes maka kita akan ingat salah satu organisasi islam yang besar yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Keanggotaan NU sudah menyebar di Indonesia bahkan di Jatim hingga ke pelosok desa,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Kerjasama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto mengatakan, Surabaya beberapa waktu lalu pernah menjadi headline utama terkait peristiwa terorisme. Tiga lokasi menjadi sasaran teroris dengan peledakan bom.

Hal ini menunjukkan bahwa tindakan terorisme menunjukkan wujud dari ekstrimisme yang menyimpang.“Yang lebih mengkhawatirkan karena pelakunya melibatkan keluarga, dimana wanita termasuk anak-anak juga dilibatkan dalam peledakan bom tersebut,” terangnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5080 seconds (0.1#10.140)