Ide Subway, Ahli Geologi ITS Minta Hindari Patahan Aktif

Rabu, 07 Agustus 2019 - 15:05 WIB
Ide Subway, Ahli Geologi ITS Minta Hindari Patahan Aktif
Ahli geologi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Amien Widodo. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Gagasan moda transportasi subway dinilai ahli geologi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Amien Widodo sebaiknya menghindari beberapa lokasi.

Khususnya yang masuk wilayah sesar aktif atau patahan yang berpotensi gempa. "Sebaiknya jangan memotong. Kalau bisa sejajar atau disebelahnya," katanya, Selasa (6/8/2019).

Berdasarkan penelitian terbaru Pusat Studi Gempa Nasional, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2017, wilayah Jawa Timur terdapat patahan aktif. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan gempa mencapai 6,5 Skala Richter (SR).

"Lokasinya berada di perbatasan Surabaya-Waru. Jika memang mau merancang pembangunan bawah tanah. Perlu pengeboran atau menggunakan metode geofisika untuk melihat kondisi tanah lapisan bawahnya," terang doktor lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) ini.

Selain itu pembangunan bawah tanah sebagai jalur subway, juga dikatakan Amien tidak pada area tanah endapan. Misalnya, dikawasan Margerejo, dan beberapa lokasi wilayah Timur Surabaya.

Dikatakan Amien, tanah-tanah di Surabaya ini terbagi menjadi dua. Diantaranya, tanah endapan dengan prosentase 80 persen. Serta tanah sedimen dengan prosentase 20 persen.

Nah, kondisi tanah endapan di Surabaya kata Amien memiliki kondisi cukup dalam. Hingga 20 meter lebih. "Sehingga kalau tidak diteliti betul khawatirnya nanti akan terjadi penurunan tanah jika dilakukan pembangunan dibawah," papar Dosen Departemen Geofisika, Fakultas Teknik Sipil Lingkungan dan Kebumian (FTSLK) ini.

Diketahui, gagasan moda transportasi subway ini mulai dipersiapkan kajian awal oleh Pemerintah Kota Surabaya. Ide Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana tersebut nantinya akan menyambungkan seluruh wilayah perekonomian di Surabaya.

Kemungkinan jalur yang akan dilalui subway yakni mulai dari koridor utara-selatan sampai barat-timur Surabaya. Sedangkan untuk pembiayaannya pemkot akan menggandeng swasta
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9416 seconds (0.1#10.140)