China Perkuat Kehadiran di Asia untuk Lindungi Asetnya

Jum'at, 09 Agustus 2019 - 17:47 WIB
China Perkuat Kehadiran di Asia untuk Lindungi Asetnya
Manajer Senior Urusan Politik dan Keamanan NBR Brian Fetchel. Foto/Sindonews/Victor Maulana
A A A
WASHINGTON - Salah satu alasan China terus berusaha memperkuat kehadiran mereka di sejumlah negara di Asia, khususnya di Asia Tenggara dan Asia Tengah, adalah untuk melindungi aset mereka.

Hal itu diungkapkan Manajer Senior Urusan Politik dan Keamanan Biro Nasional Penelitian Asia Amerika Serikat atau NBR, Brian Fetchel.

Menurut dia, China kerap menaruh investasi dan aset mereka di negara-negara yang rawan konflik. Untuk memastikan uang mereka aman, mereka akan berusaha untuk menempatkan pasukan atau setidaknya bekerja sama dengan aparat setempat di negara yang bersangkutan.

Dia mengatakan, hal ini terkait dengan bagaimana China menaruh investasi dan aset di wilayah yang kurang stabil, bukan hanya di Asia Tenggara tapi juga di Asia Tengah. Jadi, dengan adanya hal ini, ada dorongan untuk melindungi perusahaan-perusahaan, warga China yang bekerja di wilayah tersebut.

"Kami melihat di beberapa wilayah hal semacam ini terjadi, dalam berbagai bentuk. Tentu ada yang seperti di Djibouti di mana China membuat pangkalan di sana dan ada juga contoh di mana China bekerja sama langsung dengan militer dengan kepolisian setempat," kata dia, di Washington, Jumat (9/8/2019).

Dia mengatakan, China juga dilaporkan mendanai pangkalan militer, seperti di Afghanistan, untuk memastikan keamanan di perbatasan dan juga menghalau ancaman yang masuk ke wilayah China bagian barat.

"Saya kira ini adalah salah satu model yang lain. Pada dasarnya kita melihat peningkatan investasi pada arena pelabuhan. Ada banyak diskusi yang mengatakan bahwa ini adalah tanda akan adanya kehadiran secara langsung Angkatan Laut China di wilayah bersangkutan. Tapi, juga beberapa contoh di beberapa tempat di mana (pelabuhan) tidak menjadi basis Angkatan Laut China," kata dia.

Jadi, kata dia, ada potensi penggunaan dua model yang fleksibel, di mana mereka menyewakan pelabuhan-pelabuhan ini, mereka mendapatkan inti perjanjian yang mungkin mereka butuhkan untuk digunakan untuk menempatkan aset Angkatan Laut. "Ini masih belum terdeteksi sepenuhnya, tapi pembuatan basis Angkatan Laut serta tentara dan sepertinya ini adalah sesuatu yang sedang terjadi atau semacam langkah pragmatis, jadi masih terlalu dini. Tapi ini adalah model yang mungkin akan terus berkembang," kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6521 seconds (0.1#10.140)