Mahalnya Sebuah Kemerdekaan dalam Film Perburuan

Jum'at, 09 Agustus 2019 - 22:19 WIB
Mahalnya Sebuah Kemerdekaan dalam Film Perburuan
Michael Kho, pemeran Shidokan, dalam Film Perburuan disambut penggemar saat tiba di Surabaya Town Square, Jumat (09/8/2019). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Berperan didalam Film Perburuan rupanya cukup memberikan pengalaman berharga bagi para aktor-aktornya. Apalagi film yang di sutradari oleh Richard Oh ini merupakan adaptasi dari karya Pramoedya Ananta Toer.

Selain memainkan peran maksimal, tentunya para aktor juga harus memahami lebih dalam isi novel tersebut.

Michael Kho contohnya, pemeran Shidokan, seorang Tentara Jepang didalam Film Perburuan ini mengaku butuh persiapan matang sebelum berperan. Selain harus memahami dua novel karya Pramoedya, ia juga membaca buku Encyclopedia of Indonesia in the Pacific War karya Peter Post dan buku The Rape of Nanking.

"Kebetulan saya membaca karya pram itu novel Bumi Manusia dan Perburuan, kebetulan dua-duanya," kata dia saat ditemui seusai pemutaran perdana film Perburuan di Surabaya Town Square, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (9/8/2019).

Bagi Michael, Film Perburuhan ini cukup memberi pelajaran berarti bagi masyarakat. Setiap cerita menggambarkan betapa beratnya sebuah perjuangan untuk lepas dari penindasan para penjajah.

"Kemerdekaan itu saya rasa harganya sangat mahal. Menonton film ini mengingatkan saya kembali, bahwa merdeka itu butuh perjuangan sangat bebas walaupun hanya merdeka dalam berfikir," kata dia.

Pria kelahiran Jakarta, 14 Maret inipun cukup bangga bisa terlibat dalam film perburuan. Ditengah menyelesaikan program masternya dibidang Finance, Michael Kho pun tetap berkomitmen penuh dan menunjukan kepiawaiannya dalam berperan.

Dia bercerita, pertemuannya dengan Richard Oh merupakan pertemuan yang diatur oleh Tuhan. Awalnya Michael Kho datang ke Reading Room untuk membicarakan tesisnya sambil mencari - cari buku. Setibanya disana, Richard Oh memberikan kontak casting director dan langsung meminta Michael Kho untuk audisi film yang sedang digarapnya yaitu Perburuan. Mengaku terkejut, Michael Kho akhirnya menghubungi casting directornya dan melakukan proses audisi menjadi Shidokan, dan ternyata dia lolos.

Sebagaimana diketahui, Michael Kho adalah seorang aktor berkebangsaan Indonesia yang telah memenangan penghargaan tingkat Asia sebagai Best Supporting Actor in Asian Academy Creative Awards (AAA) di tahun 2018 silam.

Memiliki sabuk cokelat seni beladiri Brazilian Jiu - Jitsu, mengantarkannya sebagai wakil Indonesia dalam ajang penghargaan International tersebut. Dia harus bersaing dengan aktor mancanegara yang mewakili negara-negara di Asia Pasifik – Australia. Sistem penjurian yang dilakukanpun sangat ketat, mulai dari skala nasional hingga skala regional yang dilakukan untuk asia pacific oleh lebih dari 100 juri.

Kedisiplinannya dalam seni beladiri Brazilian Jiu-Jitsu juga pernah mengantarnya menjadi stunt fighter untuk film The Raid 2, bahkan menjadi seorang psikopat yang sangat mengerikan di film ISENG.

Michael Kho pun pernah menjadi seorang pria kemayu bernama Arik di film Kenapa Harus Bule? Dimana dia mendapatkan penghargaan Best Supporting Actor in Asian Academy Awards (AAA) atas. Komitmennya pada seni peran pun ditunjuki dengan upayanya dalam mengikuti beberapa pelatihan akting dan workshop penulisan naskah.

Sutradara Film Perburuan, Richard Oh , menjelaskan, karya perburuan adalah sebuah kolaborasi dengan banyak orang. Pihaknya bekerja dengan sepenih hati, dengan dedikasi yang sangat tinggi untuk karya seorang Pramoedya Ananta Toer.

"Kami ingin setelah ini, selain menonton filmnya, temen-teman yang lainnya akan terpicu untuk membaca juga karya-karyanya," kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.6120 seconds (0.1#10.140)