Aksi Ini yang Sempat Melumpuhkan Pusat Kota Malang Selama 1 Jam

Kamis, 15 Agustus 2019 - 11:32 WIB
Aksi Ini yang Sempat Melumpuhkan Pusat Kota Malang Selama 1 Jam
Masa dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dievakuasi menggunakan truk milik Polres Malang Kota, setelah terlibat ricuh di perempatan Raja Bali. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Keributan di perempatan Jalan Semeru, Jalan Kahuripan, dengan Jalan Basuki Rahmat Kota Malang, dipicu oleh aksi Aliansi Mahasiswa Papuan (AMP), Kamis (15/8/2019).

(Baca juga: AMP Sebut Kemerdekaan Papua, Picu Ricuh di Pusat Kota Malang )

Para mahasiswa dari Papua, tersebut, sedianya menggelar aksi peringatan 57 tahun perjanjian New York, dengan tema "Amerika Serikat Harus Bertanggungjawab Atas Penjajahan di West Papua".

Namun, dalam orasinya, para mahasiswa ini menyerukan kemerdekaan Papua. Seruan ini memicu emosi kelompok masyarakat yang kebetulan berada di perempatan tersebut.

Akibatnya, benturan antar masa tidak bisa terhindarkan lagi. Masa dari AMP yang merasa terancam mulai melakukan aksi pelemparan sehingga membahayakan para pengguna jalan.

Polisi dari Polres Malang Kota, dibantu anggota Kodim 0833 Kota Malang, yang berada di lokasi kejadian, langsung berupaya melerai keributan dengan mengurai masa.

Namun, keributan masih terus berlanjut hingga satu jam lamanya. Kendaraan dari seluruh jalur di pusat Kota Malang, terhenti total karena tidak bisa melintasi lokasi keributan.

Baru sekitar pukul 10.30 WIB, keributan mereda. Masa AMP berhasil dievakuasi dengan truk Polres Malang Kota, untuk dipulangkan ke rumah kontrakannya.

"Kami sudah melakukan langkah pengamanan, dengan menempatkan anggota di setiap titik pemberhentian aksi AMP, tetapi mereka melintasi jalur di perempatan Raja Bali, dan terjadi keributan," tegas Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri.

Sebelumnya, masa AMP memang menyampaikan surat pemberitahuan untuk menggelar aksi. Namun, tidak jelas siapa penanggungjawabnya, dan apa tujuan aksi tersebut, sehingga Polres Malang Kota, tidak memberikan izin untuk menggelar aksi.

Meski demikian, anggota Polres Malang Kota, tetap disiagakan untuk mengantisipasi adanya aksi masa. Ternyata, aksi tersebut tetap dilaksanakan dengan berjalan kaki dari Stadion Gajayana, langsung ke Balai Kota Malang, melewati perempatan Raja Bali.

"Kami tidak bisa memberikan toleransi terhadap aksi masa yang tujuannya memecah belah persatuan. Makanya, aksi ini langsung kami bubarkan, dan masa AMP kami evakuasi ke rumah kontrakannya," tegas Asfuri.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4311 seconds (0.1#10.140)