Bayi 14 Bulan yang Peluk Jenazah Ayahnya, Kini Dirawat Bibi di Banyuwangi

Sabtu, 17 Agustus 2019 - 07:38 WIB
Bayi 14 Bulan yang Peluk Jenazah Ayahnya, Kini Dirawat Bibi di Banyuwangi
Annisa, bayi 14 bulan yang sempat tinggal tiga hari bersama jenazah ayahnya, digendong bibinya Setiyanti di Dusun Pandanrejo, Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldelimo, Kabupaten Banyuwangi, Jatim. Foto/ iNews/Eris Utomo
A A A
BANYUWANGI - Kondisi bayi 14 bulan yang terkurung bersama jenazah ayahnya selama tiga hari di rumahnya di Jember, berangsur membaik. Bayi bernama Siti Annisa Syafir itu kini dirawat oleh paman dan bibinya di Dusun Pandanrejo, Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldelimo, Kabupaten Banyuwangi.

Bayi yang akrab dipanggil Nisa itu terlihat sudah sehat dan aktif. Kini, bayi yang mampu bertahan tiga hari tanpa makan dan minum, tidak perlu kelaparan dan kesepian lagi.

Paman dan bibinya, Heri Purnomo dan Setiyanti, mengaku baru pertama kali bertemu dengan keponakannya Nisa. Mereka mendapat kabar tentang Nisa dari ibu Nisa, Sulasti yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan.

“Ibunya si bayi yang di Taiwan menenelepon saya bahwa suaminya meninggal di Jember. Jadi dia minta tolong supaya saya mengurus semuanya, mulai dari anaknya juga jenazah suaminya,” kata Paman Anisa, Heri Purnomo.

Meski sebelumnya tidak pernah bertemu dengan paman dan bibinya, Nisa terlihat mudah akrab dengan mereka. Dia riang dan aktif. Beberapa kal, dia mengajak bibinya bercanda. Dia menyuapi bibinya dengan sepotong kue yang ada di tangannya.

Bocah ini juga tak pernah rewel meski baru hidup bersama orang baru di lingkungan baru. Bahkan, paman dan bibinya belum pernah mendengarnya menangis meski baru saja ditinggal sang ayah untuk selama-lamanya dengan kondisi yang mengenaskan.

Menurut Purnomo, selama ibu Nisa bekerja masih berada di Taiwan untuk menjadi TKI, maka untuk sementara waktu Nisa akan dirawat dan berkumpul bersama tiga anak kandungnya. Mereka tak merasa keberatan jika Nisa nanti akan selamanya berada di Banyuwangi.

“Insya Allah Nisa akan kami rawat sampai ibunya datang dari Taiwan,” kata Heri Purnomo.

Bibi Annisa, Setiyanti menambahkan, mereka akan merawat Nisa dengan baik sampai menunggu informasi dari ibunya di Taiwan. Dia akan merawat Nisa seperti anak kandungnya.

“Anaknya baik, enggak rewel, tapi memang suka main hp. Kami akan merawat dia sampai ibunya datang, ya pasti akan kami anggap seperti anak kami sendiri,” kata Setiyanti.

Purnomo menambahkan, sosok almarhum Aan Junaidi aliasa Fauzi, ayah dari Anisa, dikenal tertutup di antara saudara dan keluarga. Dia pun tidak mengetahui secara pasti penyebab Fauzi meninggal.

Sejak menikah hingga melahirkan Nisa, Fauzi bersama Sulastri tidak pernah ke Banyuwangi. Meski begitu, pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian dari Fauzi untuk selamanya.

Annisa sebelumnya ditemukan bersama jenazah ayahnya, Aan Junaidi alias Fauzi (40), di rumahnya, Perumahan Kaliwining Asri Blok C6, Dusun Bedadang Kulon, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jatim, Rabu (14/8/2019). Ayahnya diperkirakan sudah tiga hari meninggal dunia. Selama itu pula, Annisa tidak makan dan minum.

Peristiwa ini terungkap setelah warga setempat mendengar suara tangisan bayi dari rumah Fauzi, Rabu (14/8/2019). Warga yang curiga kemudian memeriksa ke rumah tersebut dan juga melapor kepada polisi.

Karena kondisinya terkunci, warga nekat mendobrak pintu. Mereka pun terkejut menemukan bayi Annisa di kamar sedang memeluk ayahnya yang telah meninggal dunia. Warga selanjutnya membawa Annisa dan memberikan pertolongan. Sementara jenazah Fauzi kemudian dibawa ke RSUD dr Soebandi Jember untuk divisum.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9723 seconds (0.1#10.140)