Sosok Fauzi, Lelaki yang Tewas dalam Pelukan Bayinya di Jember

Sabtu, 17 Agustus 2019 - 09:01 WIB
Sosok Fauzi, Lelaki yang Tewas dalam Pelukan Bayinya di Jember
Aan Junaidi, atau yang akrab dipanggil Fauzi (40) warga Perumahan Kaliwining Asri Blok C6, Kaliwining, Rambipuji, Jember, yang ditemukan tewas dalam pelukan anaknya diketahui sebagai sosok tertutup. Foto/ iNews TV/Eris U
A A A
BANUWANGI - Beberapa hari ini viral bayi 14 bulan selama 3 hari bersama jasad ayah di rumahnya, Perumahan Kaliwining Asri Blok C6, Dusun Bedadung Kulon, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember.

Sang ayah yang meninggal itu bernama Aan Junaidi atau yang akrab dipanggil Fauzi. Siapa sebenarnya Fauzi ini? Pria 40 tahun ini diketahui sebagai sosok yang tertutup.

Hal ini disampaikan Purnomo kakak iparnya yag tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur. Sosok almarhum Aan Junaidi alias Fauzi ayah dari Anisa ini adalah orang yang tertutup diantara saudara dan keluarganya. Fauzi diketahui bekerja serabutan sementara istrinya bekerja sebagai TKW di Taiwan.

"Sejak menikah hingga melahirkan Nisa, Fauzi bersama istrinya Sulastri tidak pernah ke Banyuwangi meski begitu pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian Fauzi untuk selamanya," kata Purnomo kepada MNC Media, Jumat (16/8/2019).

Menurut dia, berita kematian Fauzi pun dia dapatkan ketika ditelepon oleh Sulastri adik iparnya dari Taiwan. Namun dia tidak mengetahui secara pasti apa yang menjadi penyebab meninggalnya Fauzi. "Saya ditelepon sama Dia (Sulastri) untuk mengurus semuanya mulai dari jenazah hingga anaknya," timpalnya.

Di tempat tinggalnya pun di Jember, Fauzi dikenal kurang bergaul dengan tetangga dan baru tinggal selama delapan bulan. Fauzi diketahui memelihara beberapa ekor anjing di rumahnya, sehingga tetangga juga enggan berkunjung ke rumahnya. Sejauh ini belum bisa dipastikan penyebab Fauzi meninggal, karena jenazah masih diautopsi.

Sementara itu menurut Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta, dalam kasus Fauzi ini bukan terletak pada ketidakpedulian tetangga. Karena dia menilai, Fauzi adalah sosok tertutup sehingga tetangga menjadi sulit mengidentifikasi perilakunya.

"Sulit juga untuk meminta warga lebih peduli dengan lingkungan sosialnya, jika dia sendiri tidak berusaha membuka diri," kata Shinta, kepada SINDOnews.

Dia menuturkan, pada dasarnya bukan lingkungan tidak mau peduli. Tapi mungkin kebiasaan Fauzi juga tertutup sehingga sulit dipantau warga. "Sehingga tidak ada kebiasaan yang bisa dikenali oleh tetangga sehingga sulit juga bagi tetangga untuk mengenali ada apa dengan korban," ucapnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6360 seconds (0.1#10.140)