Mahasiswa Papua di Unitomo: Kami Mencintai Republik Indonesia

Senin, 19 Agustus 2019 - 18:59 WIB
Mahasiswa Papua di Unitomo: Kami Mencintai Republik Indonesia
Sejumlah mahasiswa asal Papua melakukan audiensi dengan jajaran rektorat, di Unitomo Surabaya, Senin (19/8/2019). Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Insiden di Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Kalasan, Kota Surabaya, sangat disanyangkan banyak pihak, termasuk mahasiswa Papua yang sedang belajar di Kota Surabaya.

Seperti yang diungkapkan oleh Paniz Wenda. Mahasiswa Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya ini merasa, penyerangan tersebut memojokkan mahasiswa Papua, apalagi ada oknum ormas yang melontarkan kata-kata rasis.

Ia berharap, tempatnya menimba ilmu bersikap netral dan memberikan rasa aman. "Di lingkungan Unitomo kami aman dan nyaman, kami harap Unitomo terus netral dan aman," katanya saat pertemuan bersama mahasiswa Papua dan Rektorat Unitomo.

Mahasiswa Fakultas Teknik Unitomo ini menegaskan, bahwa dirinya dan mahasiswa asal Papua lainnya mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengatakan, selama ini masyarakat Papua dan Jawa hidup berdampingan dengan damai.

"Belum cukup Indonesia dikatakan sebagai sebuah sebagai negara kepulauan tanpa wilayah timur seperti kami yang mencintai Republik Indonesia," tegas dia.

Hal serupa diungkapkan oleh Amaris Mariawasi. Mahasiswa yang bercita-cita membudidayakan tambak ikan di kampung halamannya ini merasa sedih melihat insiden yang dialami mahasiswa di Asrama Papua Surabaya.

"Kami tetap semangat kuliah. Namun kami sedih ketika teman-teman kami diperlakukan seperti itu. Sedangkan sebenarnya masyarakat memperlakukan kami dengan baik," katanya.

Paniz Wenda dan Amaris Mariawasi merupakan dua di antara 76 mahasiswa asal Papua, yang menimba ilmu di Unitomo Surabaya. Sedangkan pada tahun ajaran baru ini, ada sekitar 22 mahasiswa baru dari Papua yang sudah terdaftar.

Dalam kesempatan itu, Rektor Unitomo Surabaya, Bachrul Amiq, menyatakan keprihatinannya atas insiden di Asrama Papua Surabaya. Apalagi, kata Amiq, kejadian tersebut berbarengan dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia.

"Saya cukup prihatin adanya kejadian yang berbau SARA di Kota Surabaya, sebagai kota multi etnis," katanya.

Amiq berjanji, Unitomo sebagai miniatur Indonesia akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi semua mahasiswa yang menempuh pendidikan denga terus berkoordinasi dengan kepolisian.

"Saya rektor ingin menjamin bahwa mahasiswa Papua dapat menjalankan pendidikan dengan baik," tegasnya.

Sementara Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unitomo, Lucky Daniel ingin mahasiswa asal Papua mendapatkan hak sama yakni merasakan ketentraman dan kedamaian, sebagaimana seperti orang Papua memperlakukan orang non Papua yang hidup di Papua.

"Kita adalah Indonesia dan memiliki hak yang sama. Saya ingin saudara kita diperlakukan serupa diberikan jaminan keamanan dan kenyamanan di Pulau Jawa," tandasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.9942 seconds (0.1#10.140)