Santri di Mojokerto Tewas di Tangan Pengurus Keamanan Pondok

Rabu, 21 Agustus 2019 - 10:53 WIB
Santri di Mojokerto Tewas di Tangan Pengurus Keamanan Pondok
Polisi melakukan olah TKP di lokasi santri tewas akibat dianiaya pengurus keamanan pondok di Mojokerto.Foto/SINDONews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Santri satu pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Mojokerto meregang nyawa akibat mengalami pendarahan di bagian kepala. Diduga santri tersebut dianaya pengurus keamanan ponpes.

Korban diketahui berinisial AR, 16, asal Kelurahan Sepanjang, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Dia tewas saat menjalani perawatan medis di RS Sakinah, Mojokerto pada Selasa (20/8), pukul 12.00 WIB. Kasus tersebut kini sudah ditangani pihak kepolisian.

Saksi mata dugaan penganiayaan santri Ahmad Gilang Putra Romadhon, 15, seusai menjalani pemeriksaan polisi mengatakan, aksi penganiayaan itu terjadi pada Senin (19/8/2019) malam. Saat itu, pengurus keamanan pondok bersinial WN, 17, datang ke kamar AR, sekira pukul 23.30 WIB.

"Waktu itu ada saya, korban dan satu santri lagi bernama Bintang. Kemudian pengurus masuk ke kamar dan menayai saya dan korban. Dia bilang 'mau awakmu metu ta' (tadi kamu keluar) kemudian saya dipukul tapi tidak apa apa," kata dia, Rabu (21/8/2019).

Setelah menanyai Gilang, selanjutnya giliran AR. Saat itu korban dalam keadaan duduk bersila. Sembari melontarkan pertanyaan yang sama, WN langsung menendang bagian kepala korban. Kerasnya tendangan itu hingga membuat kepala korban terbentur tembok kamar.

"Korban terbentur, kemungkinan pengurus tidak tahu kalau korban ini sudah tak sadarkan diri sehingga dipukul kembali dengan tangan mengenai dada, hingga akhirnya keluar darah pada mulut," jelas dia.

Mengetahui korban sudah tak berdaya, dirinya langsung teriak meminta tolong pada santri lain. Sejumlah santri dan WN, kemudian datang dan langsung mengevakuasi korban ke RSUD dr Soekandar Mojosari.

"Santri lain disuruh membersihkan bercak darah. Orang yang mengevakuasi itu ada tiga orang termasuk WN juga ikut mengantarkan korban ke RS. Korban dibopong dengan mengunakan sepeda motor," kata dia.

Sementara itu, Kapolsek Mojosari Kompol Anwar Sudjito mengatakan, sampai saat ini dirinya telah memeriksa sebanyak 4 santri dalam kasus penganiayaan ini. Pihaknya juga telah mengamankan satu terduga pelaku berinisial WN, asal Desa Pandanarum, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

"Karena pelaku masih dibawa umur. Kasus penganiayaan pengurus pondok telah diserahkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Mojokerto," kata dia.

Dia menjelaskan, penganiayaan terjadi di kamar asrama santri SMA oleh pelaku berinisial WN. Pelaku mendatangi korban ke kamar asramanya. Santri senior itu mendapati AR tidak ada di dalam kamarnya. Saat itu WN bersama seorang temannya sesama santri senior.

"Korban bersama temannya keluar dari lingkungan pondok tanpa izin. Kemudian dicari ketemu, diajak balik ke kamar korban," kata dia.

Di dalam kamar tersebut, lanjut Anwar, AR dianiaya oleh WN. Korban dipukul dengan tangan kosong dan ditendang pelaku sebanyak dua kali. Tendangan dan pukulan pelaku mengakibatkan kepala belakang sebelah kanan korban membentur dinding sehingga terluka.

"Korban sempat dibawa ke rumah sakit tapi korban meninggal di RSI Sakinah sekitar pukul 12.00 WIB. Korban luka di kepala belakang sebelah kanan," kata dia.

Dari hasil olah TKP pelaku tidak hanya memukuli AR, melainkan, ada santri lain yang juga turut menjadi korban pemukulan. Saat ini, pihaknya fokus menyelidiki kasus penganiayaan yang menewaskan AR. "Saat ini pelaku, kami bawa ke kantor guna pemeriksaan lebih lanjut," kata kapolsek.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.4936 seconds (0.1#10.140)