Rawan Jadi Korban, Brimob Latihan Penanganan Demo Anarkitis

Rabu, 21 Agustus 2019 - 15:42 WIB
Rawan Jadi Korban, Brimob Latihan Penanganan Demo Anarkitis
Anggota Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim, melakukan latihan penanganan unjuk rasa anarkitis. Foto/Ist.
A A A
MALANG - Penanganan aksi demonstrasi, membuat posisi anggota polisi yang bertugas menjaga keamanan, sangat rentan menjadi korban kekerasan seperti di Cianjur.

Mengantisipasi hal tersebut, anggota Kompi 4 Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim, menggelar latihan penanganan aksi demonstrasi anarkitis.

Rawan Jadi Korban, Brimob Latihan Penanganan Demo Anarkitis


Diskenariokan, aksi demonstrasi berjalan anarkitis dan masa sangat beringas. Bahkan, telah menggunakan bom molotov, serta membakar ban di tengah jalan yang mengganggu kepentingan umum.

Pasukan elit Polri ini, melakukan upaya meredakan aksi masa dengan persuasif dan negoisasi. Namun, upaya itu gagal dilakukan. Bahkan, anggota polisi yang bertugas melakukan pengamanan dilempar bom molotov.

Rawan Jadi Korban, Brimob Latihan Penanganan Demo Anarkitis


Api dari bom molotov cepat membesar, dan membakar tubuh anggota polisi yang sedang bertugas. Tim Anti Anarkis Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim bergerak cepat, untuk menolong korban yang terbakar.

Sebelum dilakukan pemadaman api, tim anti anarkis terlebih dahulu menghalau masa dengan tindakan tegas terukur. Mereka mengendarai sepeda motor membelah masa, sehingga konsentrasi masa terpecah dan bergerak mundur.

Rawan Jadi Korban, Brimob Latihan Penanganan Demo Anarkitis


Komandan Kompi 4 Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim, Iptu Rudi Purnomo mengatakan, latihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan para anggota, agar lebih siap menghadapi tugas di lapangan.

"Anggota dilatih cara memadamkan api dengan berbagai alat, baik karung goni basah, maupun alat pemadam api ringan (APAR) saat terjadi aksi demonstrasi," tuturnya.

Kesiap siagaan ini, menurutnya sangat penting bagi para anggota Batalyon B Satuan Brimob Polda Jatim, agar bisa melindungi masyarakat, dan dirinya sendiri dari berbagai ancaman keselamatan saat terjadi aksi anarkitis.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1555 seconds (0.1#10.140)