Kunjungi JIIPE, Khofifah Bahas Kerjasama Tenaga Kerja Trampil

Kamis, 22 Agustus 2019 - 19:01 WIB
Kunjungi JIIPE, Khofifah Bahas Kerjasama Tenaga Kerja Trampil
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengunjungi kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
GRESIK - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa serius menyiapkan tenaga kerja terampil agar siap kerja, untuk menekan angka pengangguran di wilayah Jatim.

Hal ini terungkap, saat Khofifah melakukan pembahasan kerjasama penyiapan tenaga kerja trampil, bersama para pimpinan kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.

Orang nomor satu di Jatim ini ingin menyiapkan tenaga kerja dengan ketrampilan khusus yang dibutuhkan oleh JIIPE sejak dini, sebelum kawasan tersebut beroperasi sepenuhnya pada 2028. Pihaknya ingin menyesuaikan keahlian yang dibutuhkan pasar industry. Sehingga, tenaga kerjanya bisa disiapkan sejak awal.

"Misalnya disini (JIIPE) sedang di bangun pabrik smelter sangat besar, sekitar 100 hektar, yang diharapkan bisa menyerap empat ribu tenaga kerja. Sementara total tenaga kerja yang diserap jika sudah beroperasi penuh bisa mencapai lebih 300.000 orang. Kita ingin siapkan tenaga kerja sesuai yang mereka butuhkan," kata Khofifah saat mengunjungi JIIPE di Gresik, Kamis (22/8/2019).

Khofifah mengatakan, dengan mencocokkan kebutuhan keahlian khusus, pemerintah bisa menyiapkan serta membuat pemetaan program penyiapan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Kemudian berdasarkan pemetaan itu, pemerintah bisa menindaklanjutinya dengan melibatkan SMK, Aliyah, SMA dual track, serta pendidikan Diploma 1 (D1), Diploma 3 (D3), atau Sarjana (S1) di Jatim.

"Jadi kita bisa mendapatkan konfirmasi lebih awal, supaya persiapannya juga bisa segera dilakukan. Kita berharap bahwa tenaga kerja dengan specific skill yang dibutuhkan ini kelak bisa diserap oleh industri yang ada di kawasan JIIPE," katanya.

Pihaknya optimistis, hadirnya JIIPE menjadi bagian penting bagi Jatim yang merupakan provinsi industri. Dimana sebanyak 29,4 persen pertumbuhan ekonomi provinsi ini disupport oleh sektor industri.

Dirinya berharap, JIIPE akan menjadi kawasan industri terintegrasi yang dapat menekan ongkos produksi. Ini mengingat segala fasilitas terkait bahan baku, listrik, ketersediaan air bersih, gas, pengolahan limbah serta pemukiman dan pelabuhan terintegrasi.

"Seluruh proses industri di JIIPE ini harus memiliki proses pengolahan limbah yang baik, sehingga daya dukung lingkungan dapat dijaga. Pengolahan limbah di industrial Estate ini akan lebih mudah, lebih murah, dan kontrol nya juga lebih cepat. Karena tidak mungkin limbahnya apalagi limbah bahan beracun dan berbahaya (B3)-nya dibuang ke laut," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur JIIPE, Bambang Soetiono mengatakan, dari keseluruhan tenaga kerja di JIIPE, sebanyak 83 persen diantaranya adalah tenaga kerja lokal. Tidak hanya itu, untuk menyejahterakan masyarakat sekitar, pihaknya menghimbau kepada para tenant untuk menggunakan tenaga kerja lokal.

"Kita juga sudah melakukan MoU dengan tiga Desa, yakni Manyarejo, Manyar Sidorukun, dan Manyar SIdomukti, untuk menggunakan tenaga kerja lokal. Kemudian, bekerjasama dengan Pondok Pesantren Qomaruddin untuk melakukan training, dan lulusannya kami tampung di JIIPE," tegasnya.

JIIPE berdiri di atas lahan seluas 3.000 hektar. Dari luasan lahan tersebut, seluas 400 hektar di antaranya merupakan wilayah pelabuhan. Kemudian kawasan industrinya seluas 1.800 hektare dan 800 hektar lainnya diperuntukkan sebagai kawasan hunian dan rekreasi.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7648 seconds (0.1#10.140)