Cegah Korupsi, Institut STIAMI Fokus Membangun Adab Mahasiswa

Kamis, 22 Agustus 2019 - 20:10 WIB
Cegah Korupsi, Institut STIAMI Fokus Membangun Adab Mahasiswa
Rektor Institut STIAMI Dr Ir Panji Hendrarso berfoto bersama Ketua LLDIKTI III Illah Sailah, Pembina Yayasan Ilomata Prof Dr Safri Nurmantu dan Ketua Yayasan Ilomata Drs Djaka Permana serta mitra kerja. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Institut Ilmu Sosial dan Manajeman STIAMI (Institut STIAMI) menyelenggarakan Wisuda Program Vokasi, Program Sarjana dan Pasca Sarjana Semester Genap tahun akademik 2018/2019, di Balai Samudera, Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Wisuda ke-37 tersebut diikuti oleh 878 wisudawan terdiri atas 226 program vokasi, 555 program sarjana dan 97 program magister.

"Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis dalam penyiapan sumber daya manusia yang kompetitif sesuai dengan amanah undang-undang," kata Rektor Institut STIAMI Dr Ir Panji Hendrarso, MM saat membacakan sambutannya.

Panji mengatakan, di dalam UU juga disyaratkan bahwa pendidikan harus dapat menjadikan peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. Yakni, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut Panji, Institut STIAMI berkomitmen kuat untuk terus mencetak generasi-generasi cendekiawan yang memiliki keunggulan kompetitif, berdaya saing dan menguasai adab-adab kehidupan dengan mengedepankan akhlak mulia.

“Penguasaan adab menjadi penting dan kami tekankan karena kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk membuat seseorang berhasil dalam hidupnya,” kata Rektor didampingi Ketua Panitia Wisuda, Dedy Kusna Utama.

Panji mencontohkan saat ada seorang akademisi yang tertangkap melakukan korupsi, atau melakukan praktik kolusi dan nepotisme. Hal itu terjadi karena akademisi kurang memiliki adab.

“Jadi secara keilmuan sudah bagus. Tetapi ada kegagalan penerapan adab sehingga seorang yang mengenyam pendidikan tinggi bisa terlibat kasus KKN,” kata Rektor.

Upaya memperkuat penguasaan adab, Institut STIAMI lanjut Rektor menempuh dengan berbagai cara. Diantaranya adalah memberikan mata kuliah tentang adab 2 SKS pada semester awal untuk semua mahasiswa baru, mengadakan kegiatan bina iman setiap 4 bulan sekali yang wajib diikuti mahasiswa. Selama 3 atau 4 hari para mahasiswa bergiat di rumah ibadah dengan bimbingan dari dosen pengampu.

Pemberian mata kuliah adab dan kegiatan bina iman diakui Rektor mendapat apresiasi dari orangtua mahasiswa. Karena banyak mahasiswa yang perilakunya menjadi lebih baik, santun, hormat pada orangtua, berbudi pekerti baik dan menghargai sesama.

Sementara itu, Sekretaris Rektorat Institut STIAMI Dedy Kusna Utama mengatakan, Institut STIAMI juga memperkuat adab mahasiswa yang ditempuh dengan pemberian mata kuliah Pengantar Perpajakan. Mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa dari semua program studi yang ada.

"Pemberian mata kuliah Pengantar Perpajakan menjadi bagian dari upaya Institut STIAMI menanamkan ketaatan pajak pada mahasiswa sejak dini," kata dia.

Dengan memahami apa itu pajak, dan bagaimana fungsinya bagi pembangunan nasional maka diharapkan lulusan Institut STIAMI menjadi pribadi yang taat pada pajak.

“Taat pajak adalah bagian dari adab seorang warga negara sekaligus menanamkan rasa nasionalisme pada mahasiswa,” kata Dedy.

Sementara itu, Ketua LLDIKTI Wilayah III Ilah Sailah menyampaikan bahwa Institut STIAMI menjadi salah satu perguruan tinggi swasta yang berkontribusi besar pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Institut STIAMI juga menjadi salah satu perguruan tinggi yang taat azas dan melaporkan data lulusan 100 persen ke system pangkalan data perguruan Tinggi (PDPT) Kemenristekdikti.

Hadir dalam acara wisuda tersebut Pembina Yayasan Ilomata Prof Dr Safri Nurmantu, dan Ketua Yayasan Ilomata Drs Djaka Permana.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4930 seconds (0.1#10.140)