Ke Divif 2 Kostrad, Menhan: Awas Bahaya Radikalisme dan Terorisme

Sabtu, 24 Agustus 2019 - 07:44 WIB
Ke Divif 2 Kostrad, Menhan: Awas Bahaya Radikalisme dan Terorisme
Pangdivif 2 Kostrad, Mayjen TNI Tri Yuniarto, menyambut kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan), Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu di Madivif 2 Kostrad. Foto/Ist.
A A A
MALANG - Menteri pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, melakukan rangkaian kunjungan kerja ke Malang. Salah satunya mengunjungi Divif 2 Kostrad.

Saat tiba di Markas Divif 2 Kostrad, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) tersebut, disambut oleh Pangdivif 2 Kostrad, Mayjen TNI Tri Yuniarto, dan seluruh prajurit Kostrad yang bermarkas di Divif 2 Kostrad.

Berbagai atraksi disuguhkan dalam acara penyambutan tersebut. Yakni, penampilan pencak silat yang dibawakan oleh prajurit Yonif Para Raider 501 Divif 2 Kostrad, dan drum band dari Yonzipur 10 Divif 2 Kostrad.

Tri Yuniarto mengatakan, sebuah kehormatan bagi Divif 2 Kostrad, mendapatkan kunjungan dari Menhan. Dia juga sempat memaparkan seluruh jajaran yang ada di Divif 2 Kostrad, dan kesiap siagaannya untuk menjalankan tugas operasi perang maupun operasi bukan perang.

"Kami tentunya merasa sangat bangga dan terhormat mendapat kunjungan serta arahan dari Bapak Menhan. Arahan Bapak Menhan tentunya untuk kemajuan Divif 2 Kostrad," ujarnya.

Sementara itu, dalam arahannya Ryamizard yang juga pernah menjabat sebagai Pangdivif 2 Kostrad pada tahun 1998 silam, menyampaikan tentang bahaya radikalisme dan terorisme, serta cara mengatasinya.

Masalah radikalisme dan terorisme saat ini, menurutnya memang sudah marak terjadi di mana-mana, termasuk di Indonesia sendiri. Pengaruh radikalisme sebagai pemahaman baru yang dibuat-buat oleh pihak tertentu mengenai suatu hal, seperti agama, sosial, dan politik, seakan menjadi semakin rumit karena berbaur dengan tindak terorisme yang cenderung melibatkan tindak kekerasan.

"Berbagai tindakan teror yang tidak jarang memakan korban jiwa, seakan menjadi cara dan senjata utama bagi para pelaku radikal dalam menyampaikan pemahaman mereka, sebagai upaya mencapai perubahan," terangnya.

Dalam hal ini, lanjutnya, tentunya bukan hanya kalangan pemerintah saja yang harusnya mengambil bagian untuk mencegah dan mengatasinya, namun seluruh rakyat harusnya juga ikut terlibat dalam usaha tersebut, terutama para kaum pemudi-pemuda.

Baginya, kaum pemudalah yang nantinya merupakan generasi penerus bangsa ini, sekaligus menjadi ujung tombak untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan akan masalah radikalisme dan terorisme.

Berbagai cara yang harus dilakukan untuk mencegah radikalisme dan terorisme, menurutnya antara lain dengan memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar, meminimalisir kesenjangan sosial, menjaga persatuan dan kesatuan, dan mendukung aksi perdamaian.

"Selain itu, juga harus berperan aktif dalam menjaga lingkungannya, dan segera melaporkan ketika melihat tindakan yang mencurigakan, sehingga bisa dilakukan pencegahan. Pelu meningkatkan pemahaman akan hidup kebersamaan, menyaring informasi yang didapatkan, serta ikut aktif mensosialisasikan radikalisme dan terorisme," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.2195 seconds (0.1#10.140)