Menkominfo: Pemerintah Dukung Perkembangan Ekosistem e-Sports

Sabtu, 24 Agustus 2019 - 17:15 WIB
Menkominfo: Pemerintah Dukung Perkembangan Ekosistem e-Sports
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara saat menghadiri penyelenggaraan The International 9th di Gamers Land Party (GLP) 2019 di JX International, Surabaya. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara dengan tegas menyatakan, pemerintah mendukung penuh perkembangan ekosistem electronic sports atau e-Sports.

Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah menyediakan internet berkecepatan tinggi.

Hal itu disampaikan Rudiantara saat membuka penyelenggaraan The International 9th di Gamers Land Party (GLP) 2019 di JX International, Surabaya, Sabtu (24/8/2019).

Menurutnya, game merupakan salah satu sektor di industri kreatif. Pemerintah sangat serius dalam mendorong agar industri ini bisa tumbuh berkembang. “Bahkan, kabinet ada yang khusus menggarap ekonomi kreatif, termasuk didalamnya adalah game,” kata dia.

Pria yang memulai karirnya di perusahaan telekomunikasi Indosat itu berharap agar aktivitas bermain game tidak sampai mengorbankan pendidikan atau sekolah. Dianjurkan agar setiap pemain game bisa membagi waktu antara kapan bermain game dan kapan bersekolah. Pihaknya berharap agar dampak negatif dari bermain game bisa diminimalisir. “Kami sangat mendukung penuh acara ini (GLP). Semoga ke depan acara ini tidak hanya digelar di Surabaya. Tapi juga di kota-kota lain di Jawa Timur,” kata dia.

Data Asosiasi Game Indonesia (AGI) menunjukkan, pada 2018 nilai industri game secara global mencapai USD134,9 miliar. Sementara industri film box office sekitar USD40 miliar dan musik USD19 miliar.

Berdasarkan lembaga analisis data asal Belanda, Newzoo, Indonesia menempati posisi ke 17 dari 100 negara dengan jumlah pendapatan terbesar dari industri video game.

Peringkat pertama adalah China dengan pendapatan USD34,4 miliar dan Amerika Serikat (AS) USD31,53 miliar. Sedangkan pendapatan dari transaksi game di Indonesia USD1 miliar atau Rp12 triliun.

Dari jumlah transaksi tersebut hanya sekitar 1% dikontribusi dari pengembang lokal. Data tahun 2017, jumlah pemain game atau penggemar game sebanyak 44 juta. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah seiring semakin banyaknya e-Sports.

”Dari GLP ini, kami ingin menumbuhkan ekosistem e-Sport,” kata Direktur Operasional PT Electronic Sports Indonesia (ESID), penyelenggara GLP, Victorinus Tanjaya.

Victor, panggilan akrab Victorinus Tanjaya menyatakan siap melatih anak muda menjadi atlet e-Sport profesional. Caranya, dengan membuka lembaga pengkaderan para gamers yang bertujuan untuk mendidik calon atlet e-Sports di Indonesia. Pada umumnya seseorang akan bermain game pada usia 16-21 tahun, setelah itu berakhir. “Nah, kami akan siapkan jenjang karirnya. Bisa jadi pelatih hingga komentator di setiap pertandingan e-Sport,” ujar dia.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis PT ESID Christian Suryadi mengatakan, event GLP 2019, akan menjadi pintu masuk bagi ESID untuk menciptakan ekosistem e-Sport di Indonesia. GLP yang digelar pada 24-25 Agustus 2019 ini juga menjadi wadah berkumpulnya para gamer dari berbagai platform. “Dengan even ini kami ingin menunjukkan bahwa, eSports adalah salah satu industri baru yang akan berkembang. Baik dari sisi sosial maupun ekonomi,” pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4814 seconds (0.1#10.140)