ANRI-Kemensetneg-TMII Gelar Pameran Arsip Nusantara

Sabtu, 24 Agustus 2019 - 17:33 WIB
ANRI-Kemensetneg-TMII Gelar Pameran Arsip Nusantara
ANRI bekerja sama dengan Kemensetneg dan TMII menggelar Pameran Arsip Nusantara di Balai Panjang, Museum Indonesia, TMII, 24-31 Agustus 2019. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Memaknai HUT ke-74 Republik Indonesia, rekam jejak keberagaman budaya dalam arsip ditampilkan dalam “Pameran Arsip Nusantara: Merajut Keberagaman Menuju Indonesia Maju”.

Pameran ini merupakan kerja bersama Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan digelar di Balai Panjang, Museum Indonesia, TMII, 24-31 Agustus 2019.

"Ini suatu tema yang luar biasa, dalam rangka mengingatkan kita untuk menjaga keutuhan NKRI," kata Plh Direktur Penelitian, Pengembangan, dan Budaya TMII, Sigit Gunarjo, saat membuka pameran, Sabtu (24/8/2019).

Menurut Sigit, pemilihan lokasi di TMII sebagai tempat pameran sangatlah tepat. Sebab di sini banyak anjungan-anjungan daerah yang mencerminkan budaya dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia.

Hal senada diungkapkan Sekretaris Menteri Sekretariat Negara (Sesmensesneg), Setya Utama. "Hari ini saya juga melihat, pemilihan tempatnya juga tepat, di mana orang berwisata, berekreasi di sini (TMII), sambil berwisata melihat pameran arsip," kata dia.

Sementara itu, Plt Kepala ANRI M Taufik mengatakan, melalui tema pameran ini, mengajak kepada seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga persatuan dan keberagaman Indonesia. "Mari bersama-sama kita junjung tinggi keberagaman ini", kata dia.

Menurut Taufik, pameran arsip nusantara dapat menjadi sarana wisata edukasi mengenai sejarah perjalanan bangsa ini. "Ini (pameran) dapat menjadi suatu sarana edukasi dan destinasi", ungkap dia.

Pameran Arsip Nusantara: “Merajut Keberagaman Menuju Indonesia Maju” dapat mengungkapkan dengan baik mengenai keberagaman kebudayaan Indonesia. Dari Kota Sabang hingga Kabupetan Merauke dan dari Pulau Rote hingga Pulau Miangas yang terdiri suku, agama, budaya dan adat istiadat.

Konteks ini sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia yang tertulis dalam lambang burung Garuda Bhinneka Tunggal Ika. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia adalah sebuah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia yang belum dimiliki oleh semua bangsa di dunia. Pemerintah harus dapat mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik.

"Arsip yang dipamerkan kali ini, bukan hanya berupa arsip kertas saja, melainkan arsip foto, maupun arsip film juga ditampilkan dalam pameran ini," kata Taufik.

Hal ini, kata dia, tentunya sangat baik untuk para pengunjung, sehingga pameran ini terkesan tidak monoton tetapi penuh dengan kreasi. "Dengan melihat arsip tersebut, maka para pengunjung akan mudah untuk meresapi mengenai keberagaman budaya Indonesia yang dapat ditampilkan melalui arsip yang tersimpan di ANRI," kata Taufik.

Gambaran peristiwa yang terekam dalam arsip tersebut dapat menjadi sarana pembelajaran dan contoh yang baik bagi masyarakat yang ingin tahu lebih banyak mengenai keberagaman kebudayaan yang ada di Indonesia.

Khazanah arsip mengenai kekayaan dan keanekaragaman budaya bangsa Indonesia dan hal ini patut menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dan menujukkan luhurnya budaya para pendahulu kita. Selain itu, dengan adanya pameran arsip ini diharapkan dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan, pendidikan, dan penelitian bagi dosen, guru, mahasiswa, pelajar maupun masyarakat umum.

Hal ini sesuai dengan program nawacita Presiden Jokowi khususnya mengenai revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

Dalam pameran ini ditampilkan pula beberapa kegiatan Presiden RI mulai dari Presiden Sukarno hingga Joko Widodo yang tentunya terkait dengan budaya Indonesia.

Selain itu, turut dipamerkan pula pengakuan dunia terhadap hasil karya anak bangsa berupa keris, batik, angklung serta hasil karya lainnya berupa tarian, irigasi subak, dan tulisan serta peristiwa lainnya seperti Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0546 seconds (0.1#10.140)