PDOI Jatim Tuntut Bos Taksi Malaysia Minta Maaf Secara Terbuka
A
A
A
SURABAYA - Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jatim, menyesalkan pernyataan dari pemilik perusahaan taksi Big Blue asal Malaysia, Datuk Shamsubahrin Ismail.
Bos taksi negara tetangga tersebut menolak kehadiran ojek daring (Gojek) di Negeri Jiran, dan menyebut pekerjaan itu tidak cocok karena pemuda Malaysia, tidak miskin seperti di Indonesia.
"Kami sangat tersinggung dengan pernyataan tersebut yang merendahkan harga diri serta profesi rekan-rekan ojol (ojek online) yang ada di Indonesia," ujar Humas PDOI Jatim, Daniel Lukas Rorong.
Disebutkan oleh Daniel, tidak sepatutnya Datuk Shamsubahrin Ismail mengeluarkan pernyataan demikian. "Tidak ada hubungannya antara kemiskinan dengan profesi dari rekan-rekan ojol (ojek online)," kata Daniel.
Daniel malah mengungkapkan, ada beragam profesi yang juga nyambi menjadi ojol. "Ada yang dokter, entrepreneur, bahkan ada juga yang PNS," ungkap Daniel.
Lebih lanjut Daniel menegaskan, tidak ada yang salah dan terhina jika berprofesi menjadi ojol. "Malah ada kebanggaan tersendiri. Karena profesi kami mulia," tegasnya.
Untuk itu, PDOI Jatim menuntut Datuk Shamsubahrin Ismail agar meminta maaf secara terbuka, melalui tertulis serta video pada rekan-rekan ojek online yang ada di Indonesia. "Kami tunggu sampai 30 Agustus 2019," tegas Daniel.
Daniel juga berharap, agar kejadian ini tidak mengganggu hubungan serta persaudaraan antara Indonesia dengan Malaysia.
Bos taksi negara tetangga tersebut menolak kehadiran ojek daring (Gojek) di Negeri Jiran, dan menyebut pekerjaan itu tidak cocok karena pemuda Malaysia, tidak miskin seperti di Indonesia.
"Kami sangat tersinggung dengan pernyataan tersebut yang merendahkan harga diri serta profesi rekan-rekan ojol (ojek online) yang ada di Indonesia," ujar Humas PDOI Jatim, Daniel Lukas Rorong.
Disebutkan oleh Daniel, tidak sepatutnya Datuk Shamsubahrin Ismail mengeluarkan pernyataan demikian. "Tidak ada hubungannya antara kemiskinan dengan profesi dari rekan-rekan ojol (ojek online)," kata Daniel.
Daniel malah mengungkapkan, ada beragam profesi yang juga nyambi menjadi ojol. "Ada yang dokter, entrepreneur, bahkan ada juga yang PNS," ungkap Daniel.
Lebih lanjut Daniel menegaskan, tidak ada yang salah dan terhina jika berprofesi menjadi ojol. "Malah ada kebanggaan tersendiri. Karena profesi kami mulia," tegasnya.
Untuk itu, PDOI Jatim menuntut Datuk Shamsubahrin Ismail agar meminta maaf secara terbuka, melalui tertulis serta video pada rekan-rekan ojek online yang ada di Indonesia. "Kami tunggu sampai 30 Agustus 2019," tegas Daniel.
Daniel juga berharap, agar kejadian ini tidak mengganggu hubungan serta persaudaraan antara Indonesia dengan Malaysia.
(eyt)