Krisis Air di Gresik, Warga Bertumpu pada Bantuan

Jum'at, 30 Agustus 2019 - 09:45 WIB
Krisis Air di Gresik, Warga Bertumpu pada Bantuan
eks foto : Warga di Gresik, kini hanya bisa mengandalkan air telaga atau bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Foto/Istimewa
A A A
GRESIK - Kecamatan Cerme di Gresik, Jawa Timur menjadi salah satu wilayah terdampak kekeringan terparah di musim kemarau tahun 2019 ini.

Di kecamatan itu, tiap tahunnya memang sudah menjadi langganan kekeringan. Kini, warga terpaksa memanfaatkan air telaga untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Selain dari telaga, warga juga memanfaatkan air dari perusahaan air minum daerah. Akan tetapi, tak semua wilayah teraliri air PAM. Seperti di Dusun Terongbangi, Desa Kandangan, Kecamatan Cerme. Di dusun itu belum tersentuh pipanisasi dari PAM.

Kondisi tersebut membuat warga hanya memanfaatkan sungai atau kolam tadah hujan untuk pemenuhan kebutuhan air. Namun akibat kekeringan ekstrem, sungai dan tampungan tadah hujan juga ikut mengering.

Solusi lainnya adalah dengan membeli air seharga Rp 3 ribu per drum berkapasitas 19 liter. Sementara dalam sepekan, warga biasanya menghabiskan 7-8 drum. Dengan kata lain, uang yang harus mereka keluarkan untuk kebutuhan air sepekan sekitar Rp 24 ribu.

Harga tersebut kurang terjangkau bagi warga yang mayoritas bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan mereka rendah dan tingkat ekonomi masih dalam tahap prasejahtera.

Melihat kondisi ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jatim mengirimkan bantuan air bersih ke wilayah tersebut. Kepala Program ACT Jatim, Dipo Hadi, mengatakan kondisi Terongbangi sangat memprihatinkan karena kekeringan. “Mereka sangat membutuhkan bantuan air di musim kemarau ini,” kata dia.

Ribuan liter air bersih dikirimkan ke Terongbangi, Kamis (29/8). Banyak warga yang mengantre untuk mendapatkan air. Bahkan, mereka datang dari dusun-dusun sekitar.

“Kami berkomitmen untuk terus mengirimkan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan parah seperti di Terongbangi ini,” kata Dipo.

Usman, warga Terongbangi menyatakan, bantuan air memang sangat diharapkan warga. Air menjadi kepurluan utama tiap hari dan harus dipenuhi.

“Ribuan liter ini dapat disimpan hingga 3 hari ke depan,” ungkap Usman.

Sebelumnya, Badan Penangguangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyatakan, Kabupaten Gresik merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang mengalami kekeringan terparah. Tercatat ada 62 desa tersebar di 8 kecamatan mengalami krisis air bersih.

ACT Jatim terus menghimpun kepedulian masyarakat untuk membantu atasi kekeringan di Jatim. Selain program pendistribusian air bersih, ACT juga memiliki program Sumur Wakaf untuk atasi kekeringan.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7059 seconds (0.1#10.140)