Ini Cara Dosen Unair Manfaatkan Sampah untuk Listrik

Senin, 02 September 2019 - 13:45 WIB
Ini Cara Dosen Unair Manfaatkan Sampah untuk Listrik
Ujicoba pemanfaatan sampah menjadi energi listrik berhasil dilakukan.Foto/ist
A A A
SURABAYA - Masalah sampah selalu menjadi persoalan yang belum terselesaikan di kota-kota besar. Ada banyak cara untuk memanfaatkan sampah, salah satunya menjadi energi listrik.

Dosen Fisika Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Herri Trilaksana bersama para mahasiswanya membuat inovasi untuk menghasilkan listrik dari sampah.

Caranya, sampah yang sudah dipilih yakni yang dapat diolah untuk menghasilkan gas sintetik dikumpulkan menjadi satu. Gas sintetik adalah gas ikatan kimia rantai sederhana seperti karbon monoksida dan gas hidrogen yang mudah dibakar melalui mesin combustion.

“Harapannya, gas buang yang dihasilkan dari proses pembakaran gas sintetik ini bersih. Sehingga tidak mencemari lingkungan. Gas buang itu sisa pembakaran, kalau tidak bersih akan merusak lingkungan,” kata Herri, Senin (2/9/2019).

Dosen yang menyelesaikan studi PhD di Flinder University, South Australia ini melanjutkan, riset ini memiliki dua tahap. Pertama pada skala laboratorium dan kedua pada skala aplikatif. Pada tahap skala laboratorium, digunakan bahan-bahan organik yang padat sebagai penghasil gas. Sampah organik dipilih sebagai bahan bakar karena tidak memiliki banyak bahan samping yang berbahaya.

Herri juga menjelaskan kesulitan yang dihadapi adalah saat proses gasifikasi. Pada proses ini terjadi perubahan bahan bakar padat menjadi gas. Proses itu tidak mudah untuk mendapatkan hasil gas yang bersih.

“Jadi, permasalahannya adalah bagaimana membuat sistem itu dapat mengahasilkan gas sintetik yang terpisah dari pengotornya. Artinya, proses purifikasi yang dilakukan harus baik,” jelasnya.

Selain itu, tahap skala laboratorium tersebut sistem pembersihannya masih menggunakan filtrasi. Termasuk purifikasi atau pembersihannya masih menggunakan sistem yang sangat sederhana.

Kelemahan skala laboratorium itu adalah tempertur pembakarannya tidak bisa tinggi. Di samping bahan bakar sampah yang digunakan tidak bisa diumpankan secara terus menerus. “Kalau temperaturnya nggak bisa tinggi. Gas yang dihasilkannya sedikit dan pengotornya masih ada,” ucapnya.

Pada tahap kedua, katanya, fokusnya adalah mengembangkan reaktor atau alat sebagai proses terjadinya reaksi berlangsung. Caranya dengan memodifikasi suhu reaktornya sebesar 700 derajat Celcius. Sebab, gas yang dihasilkan bisa bersih dan sisanya menjadi abu bukan lagi arang. Sementara itu, pada tahap aplikasi tersebut, sampah yang menjadi bahan tidak terbatas.

Pihaknya pun sudah melakukan ujicoba di SMAN 1 Bangsal Kabupaten Mojokerto. Uji coba dengan menggunakan generator 1100 VA dan sudah berhasil menghasilkan listrik. Berikutnya, diberi beban pertama blower yang membutuhkan 200 VA lancar. Kedua, diberi beban gergaji listrik sekitar 700-750VA masih lancar. Uji coba tersebut dapat bertahan selama setengah jam dengan bahan murni gas sintetik yang dihasilkan.

Dengan adanya riset tersebut, Herri berharap sampah yang sudah ada dan belum dikelola dengan baik, khususnya sampah padat organik bisa termanfaatkan dengan baik. Sampah-sampah tersebut ternyata bisa diubah untuk menghasilkan listrik.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6207 seconds (0.1#10.140)