Gelar Larung Sesaji, Bupati Blitar Berharap Ekonomi Pesisir Meningkat

Senin, 02 September 2019 - 18:33 WIB
Gelar Larung Sesaji, Bupati Blitar Berharap Ekonomi Pesisir Meningkat
Upacara larung sesaji di Pantai Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, dilaksanakan setiap tahun baru Islam 1 Muharram atau 1 Suro penanggalan Jawa. Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
BLITAR - Dipanggang matahari siang, kepala seekor sapi, gunungan buah, serta tumpeng nasi yang menjulang, diusung menuju dermaga pantai selatan Tambakrejo, Senin (2/9/2019).

Berjalan menyusuri pasir putih, sekelompok pemuda berpakaian perguruan silat sebagai pemikulnya, terpaksa beberapa kali berhenti. Langkah mereka terhalang warga yang memadati pantai di wilayah Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar tersebut.

Lensa telepon selular, mirorrles, DSLR, dan rekaman video, saling berlomba mendapatkan gambar terbaik. Bupati Blitar, Rijanto menanti dibibir dermaga. Seperti yang lain, Rijanto berbusana adat Jawa, lengkap dengan beskap serta blangkon.

Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Blitar, Santoso yang berdiri disebelahnya, juga mengenakan pakaian tradisional serupa. Diiringi tepuk irama kendang, gamelan serta cuitan terompet seni reog bulkiyo, sesaji hasil bumi diunggah ke atas perahu nelayan, dan lalu dilarung ke tengah lautan.

Begitulah puncak upacara larung sesaji di Pantai Tambakrejo, Wonotirto. "Ini upacara adat yang kita lakukan setiap 1 Muharram atau 1 Suro dalam penanggalan Jawa," tutur Rijanto kepada wartawan, Senin (2/9/2019). Dari tepi dermaga tempat pelelangan ikan Bupati Rijanto melambaikan tangan.

Di tengah laut yang berjarak sekitar delapan kilometer dari garis pantai, kepala sapi, gunungan nasi dan buah dilepaskan. Menurut Rijanto, dari sekian banyak jumlah pantai yang dimiliki Kabupaten Blitar, yakni diantaranya Serang dan Pangi, pesisir Tambakrejo menjadi salah satu unggulan.

Dan semua masyarakat di sekitar pantai, kata Riyanto, hari ini juga menggelar larung sesaji. "Hanya saja pusat kegiatan dilakukan di Tambakrejo," terangnya. Selain untuk melestarikan budaya leluhur, kegiatan larung sesaji diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisata dari luar Blitar.

Dengan demikian, perekonomian masyarakat sekitar, khususnya warga pesisir akan meningkat lebih baik. "Karenanya kita berharap seluruh masyarakat bisa terlibat berpartisipasi," kata Rijanto.

Kepala Desa Tambarejo, Santoso mengatakan, larung sesaji merupakan puncak kegiatan budaya yang berlangsung mulai bulan Agustus lalu.

Sebelumnya aktifitas yang bertujuan menguri uri budaya itu dimeriahkan oleh pagelaran wayang santri atau terbung sewu dan wayang murwokolo. "Larung sesaji yang dilangsungkan setiap bulan Suro atau tahun baru Islam 1 Muharram menjadi tradisi yang terus kita lestarikan," katanya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8186 seconds (0.1#10.140)