Kota Cerdas Bisa Maksimalkan Potensi yang Dimiliki Daerah

Rabu, 04 September 2019 - 23:17 WIB
Kota Cerdas Bisa Maksimalkan Potensi yang Dimiliki Daerah
Seminar Internasional Conscious City Sustainable and Equitable City -Making menghasilkan pemanfaatan potensi daerah sebagai tumpuan. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Konsep Smart City atau Kota Cerdas di sebuah negara, juga menekankan Conscious City yang bertumpu pada optimalisasi potensi yang dimiliki daerah tersebut.

Pembahasan itu muncul dalam Seminar Internasional Conscious City Sustainable and Equitable City-Making antara ITS dan Technische Universität (TU) Berlin di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS, Rabu (4/9/2019).

Kepala Laboratorium Conscious City Technischen Universitat (TU) Berlin, Raoul Bunschoten menuturkan, upaya mewujudkan konsep Kota Cerdas sebenarnya dilakukan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Salah satunya perihal perubahan iklim yang terus meningkat.

"Salah satu penyebab perubahan iklim adalah perilaku manusia yang cenderung boros energi," katanya.

Ia melanjutkan, terdapat dua aspek nyata dalam kehidupan di bumi ini. Pertama adalah bumi itu sendiri, dan yang kedua adalah apa yang kita bangun dan dirikan di atas, di dalam dan di bawahnya bumi.

Dari dua hal tersebut, ia mengimplikasikan bahwa apa yang dilakukan manusia adalah untuk terus menyeimbangkan antara alam dengan perilaku manusia itu sendiri.

Konstruksi yang saling berhubungan dan dinamis yang dibangun manusia turut menjadi suatu permasalahan. "Kota Cerdas termasuk di dalamnya, karena penerapannya yang kurang tepat malah mendorong manusia menjadi boros energi," ujar pakar pembangunan berkelanjutan ini.

Mengingat besarnya pengaruh dari adanya pengembangan sebuah kota, Raoul kemudian mengemukakan gagasan Conscious City, di mana setiap kota tidak harus menerapkan keseluruhan konsep Kota Cerdas dan tetap berfokus pada potensi daerah tersebut.

Konsep ini menitikberatkan potensi daerah, di mana pembangunan dapat berasal dan bersumber dari potensi tersebut, mulai dari alam hingga budaya dari daerah itu sendiri.

"Tidak perlu serta merta membangun infrastruktur dan melakukan digitalisasi besar-besaran, yang paling penting adalah menyadari potensi," ucapnya.

Jika konsep tersebut diterapkan dengan benar, lanjutnya, berbagai proyek pembangunan yang tidak ramah lingkungan dapat dihindari, sehingga dapat mengurangi potensi perubahan iklim.

Ketua pelaksana kegiatan, Bambang Soemardiono mengungkapkan, konsep Kota Cerdas sendiri sebenarnya memperhatikan banyak aspek dan penerapannya perlu untuk disesuaikan dengan karakteristik sebuah daerah. Selain itu, konsep tersebut bukan bergantung sepenuhnya pada teknologi dan infrastrukturnya, tetapi justru pada manusianya.

"Karena itu peran manusia menjadi sangat penting, dan konsep conscious city ini lebih dari sekedar smart city," ujar dosen Departemen Arsitektur ITS ini.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9119 seconds (0.1#10.140)