Khofifah Siapkan Rencana Pembangunan Industri Provinsi Jatim

Kamis, 05 September 2019 - 11:18 WIB
Khofifah Siapkan Rencana Pembangunan Industri Provinsi Jatim
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyampaikan paparan tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi Jatim (RPIP). Foto/Dok.
A A A
JAKARTA - Rencana Pembangunan Industri Provinsi Jatim (RPIP), dipaparkan Gubernur Jatim, Khofifah Indarparawansa saat rapat koordinasi pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Daerah (Rakorpusda) dan BI tersebut, digelar di Gedung Thamrin, BI, Jalan MH. Thamrin, Jakarta, Rabu(4/9/1019) sore.

Dalam paparannya, Khofifah menjelaskan, bahwa industri andalan Jatim yang pertama yaitu makanan dan minuman (Mamin). Baru kemudian diikuti antara lain industri tekstil dan alas kaki, industri kertas, industri farmasi, kimia dan tradisional, industri barang dari karet dan plastic, serta industri alat angkutan.

"Sektor industri unggulan Jatim adalah mamin, tekstil dan produk tekstil dan alas kaki. Sedangkan industri penunjangnya yaitu industri barang modal, komponen dan bahan penolong," katanya.

Orang nomor satu di Jatim ini ini menambahkan, terkait industri alas kaki, dirinya memberikan perhatian lebih karena potensi eksportnya saat ini cukup tinggi dan termasuk kategori padat karya dan sebagian besar berada di ring satu.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta adanya kebijakan dari pemerintah khususnya Kementerian Keuangan memberi insentif mengingat Upah Minimum Regional (UMR) ring satu di Jatim relatif lebih tinggi dari sekitarnya. "Sehingga, insentif bagi industri padat karya dan berorientasi ekspor perlu mendapat insentif khusus," jelasnya.

Untuk kondisi existing kawasan industri, Khofifah mengatakan, total kawasan industri di Jatim mencapai 5.066,5 hektar. Salah satu kawasan yang wilayahnya cukup luas yaitu PT. Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) seluas 2.933 hektar. JIIPE sendiri merupakan kawasan terintegrasi mulai dari kawasan industri, hunian, dan dukungan fasilitas pelabuhan laut.

"Pengembangan kawasan industri di Jatim sebesar 31.748,78 hektar, yang tersebar di beberapa wilayah Jatim diantaranya Gresik, Pasuruan, Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Mojokerto, Lamongan, dan Madiun," tutur gubernur perempuan pertama di Jatim ini.

Lebih lanjut disampaikan, di Jatim juga telah terdapat tujuh klaster pengembangan wilayah dan potensi investasi. Salah satunya yakni klaster metropolitan untuk sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa yang terdiri dari Surabaya, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, Gresik dan Pasuruan.

"Dari klaster-klaster tersebut masih banyak area yang memungkinkan masuknya investor, baik dalam maupun luar negeri. Apalagi kawasan ini juga sudah didukung dengan kapasitas listrik yang memadai, pengolahan limbah, tinggal koneksitas antar kawasan agar lebih efektif efisien," terangnya.

Terkait penerapan Online Single Submission (OSS), khofifah menegaskan, pentingnya melakukan evaluasi penyempurnaan dan penelaahan kembali terutama terkait rekomendasi dinas dan kementerian teknis yang seringkali membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Rekomendasi-rekomendasi yang bisa didapatkan baik dari daerah dan kementerian teknis bisa kita urai. Mana yang bisa dipangkas mana yang wajib. Sehingga, kemungkinan PMA maupun PMDN untuk berinvestasi lebih mudah dan cepat dengan regulasi yang tetap bisa memberi kepastian hukum," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.2822 seconds (0.1#10.140)