Luar Biasa! Usia 27 Tahun Tempuh S3 di Dua Negara dan Lulus IPK 4,00
A
A
A
SURABAYA - Banyak jalan yang bisa ditempuh dengan modal kegigihan. Dr. Hartanto Mulyo Raharjo, drh., M.Si membuktikan spirit itu ketika menjadi doktor dalam usia 27 tahun.
Tak tanggung-tanggung, ia mampu menyelesaikan studi S3 sains veteriner dengan IPK sempurna yakni 4,00. Hartanto lulus dengan predikat wisudawan terbaik S3 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dalam prosesi wisuda di Airlangga Convention Center, Minggu (8/9/2019).
Hartanto juga bekerja sebagai dosen metodologi penelitian dan sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2017 di Universitas Sunan Giri, Surabaya. “Saya juga bekerja sebagai konsultan statistik dan melakukan riset," katanya.
Pria kelahiran Surabaya, 3 Juni 1992 itu menambahkan, saat menempuh perkuliahan di FKH Unair, dirinya pernah mengikuti program sandwich selama satu semester dengan ASEAN Scholarship di Thailand pada 2018.
Selama mengikuti program sandwich, katanya, ia bergabung dengan Fish Infectious Disease Unit. Laki-laki kelahiran Surabaya itu juga melakukan joint research dengan Chulalangkorn Univesity, Thailand, dan Santo Tomas University, Philippines.
“Pada semester berikutnya saya melanjutkan Ph.D untuk double degree pada universitas tersebut (Chulalongkorn University, red) dengan beasiswa yang sama, sehingga harus sering bolak balik Bangkok-Surabaya," jelasnya.
Ke depan, katanya, ia berencana untuk segera menyelesaikan studi S3 di Chulalongkorn University. Selain itu, dia juga akan mengabdi kepada negara untuk terus mengembangkan riset mengenai marineecosystem, fish parasitology, dan fish infectious disease.
Tak tanggung-tanggung, ia mampu menyelesaikan studi S3 sains veteriner dengan IPK sempurna yakni 4,00. Hartanto lulus dengan predikat wisudawan terbaik S3 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dalam prosesi wisuda di Airlangga Convention Center, Minggu (8/9/2019).
Hartanto juga bekerja sebagai dosen metodologi penelitian dan sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2017 di Universitas Sunan Giri, Surabaya. “Saya juga bekerja sebagai konsultan statistik dan melakukan riset," katanya.
Pria kelahiran Surabaya, 3 Juni 1992 itu menambahkan, saat menempuh perkuliahan di FKH Unair, dirinya pernah mengikuti program sandwich selama satu semester dengan ASEAN Scholarship di Thailand pada 2018.
Selama mengikuti program sandwich, katanya, ia bergabung dengan Fish Infectious Disease Unit. Laki-laki kelahiran Surabaya itu juga melakukan joint research dengan Chulalangkorn Univesity, Thailand, dan Santo Tomas University, Philippines.
“Pada semester berikutnya saya melanjutkan Ph.D untuk double degree pada universitas tersebut (Chulalongkorn University, red) dengan beasiswa yang sama, sehingga harus sering bolak balik Bangkok-Surabaya," jelasnya.
Ke depan, katanya, ia berencana untuk segera menyelesaikan studi S3 di Chulalongkorn University. Selain itu, dia juga akan mengabdi kepada negara untuk terus mengembangkan riset mengenai marineecosystem, fish parasitology, dan fish infectious disease.
(msd)