Biar Tak Kumuh, Saluran Air Masuk di Gang Sempit Kota

Senin, 09 September 2019 - 19:28 WIB
Biar Tak Kumuh, Saluran Air Masuk di Gang Sempit Kota
Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan bertajuk National Slum Upgrading Program (NSUP) mencari cara melepaskan kota dari lingkungan kumuh. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Pembangunan instalasi pengolahan air limbah menjadi keharusan bagi kota besar. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi kondisi kota dari ancaman kekumuhan.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, pemasangan saluran pembuangan air limbah di berbagai kawasan pemukiman Kota Surabaya bisa menekan daerah kumuh

"Pemasangan saluran pembuangan air sangat penting sekali terhadap kota ke depan. Terutama bagi kesehatan warga sendiri," kata Risma ketika ditemui dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan bertajuk National Slum Upgrading Program (NSUP) di Hotel Wyndham Surabaya, Senin (9/9/2019).

Ia melanjutkan, dalam pengelolaan lingkungan, pihaknya memasang saluran pembuangan air sampai pada gang-gang kecil. Bahkan ketika tidak bisa dipasang di pinggir, ia pun memutuskan memasang saluran pembuangan air di tengah jalan.

"Ada gang yang cukup sempit sekitar satu meter, itu pun saya tetap paksa agar dipasang saluran di tengah," katanya.

Bahkan, pihaknya juga membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk kawasan pemukiman. Hal ini dilakukan karena dapat dimanfaatkan lebih banyak lagi untuk masyarakat.

"IPAL ini banyak sekali manfaatnya, seperti warga bisa menyiram tanaman. Lalu jika ada warga yang rumahnya kebakaran juga bisa dibantu dengan pertolongan pertama menggunakan air ini," imbuhnya.

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini memastikan, tidak hanya pembangunan fisik saja yang dilakukan. Namun, pihaknya juga memberikan edukasi kepada warga terkait pentingnya menjaga lingkungan.

"Tidak ada gunanya jika kita membangun fisik saja. Warga juga harus diberi edukasi agar upaya ini lebih sustainable dan investasi yang sudah dikeluarkan tidak sia-sia," ucapnya.

Kepala Sub Direktorat Standardisasi dan Kelembagaan Perngembangan Kawasan Pemukiman, Taufan Madiasworo mengatakan, dipilihnya Surabaya sebagai tempat rapat karena dinilai kota ini memiliki contoh penanganan dan mampu meningkatkan kualitas pemukiman layak huni dan berkelanjutan.

"Maka dari itu Surabaya kami jadikan percontohan. Itulah salah satu alasan dan pertimbangan Kota Surabaya dipilih," kata Taufan.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.1823 seconds (0.1#10.140)