Berobat ke Puskesmas, Warga Mojokerto Diberi Salep Kedaluwarsa

Rabu, 11 September 2019 - 19:06 WIB
Berobat ke Puskesmas, Warga Mojokerto Diberi Salep Kedaluwarsa
Salep kadaluarsa yang diterima pasien Puskesmas Jetis, Mojokerto. Foto/SINDOnews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Sejumlah pasien mengeluhkan kualitas obat yang diberikan Puskesmas Jetis, Kabupaten Mojokerto. Sebab, mereka diberikan salep gatal-gatal yang sudah kedaluwarsa.

Salah satu pasien penerima salep gatal kedaluwarsa Suher Wati (33) menuturkan, ihkwal dia mendapatkan salep kadaluarsa tersebut. Pagi tadi, sekira pukul 09.00 WIB warga Dusun Sumberwuluh, Desa Lakardowo itu datang ke Puskesmas Jetis.

"Dua anak saya kan terkena gatal-gatal, terus hendak saya periksakan ke Puskesmas Jetis. Karena memang sejak setahun ini, satu keluarga kami diserang penyakit gatal-gatal," kata Suher Wati kepada awak media, Rabu (11/9/2019).

Seperti biasa, setibanya di fasilitas kesehatan pelat merah itu, Suher Wati yang membawa kedua anaknya yakni MM, 10 dan Au, yang masih berusia 9 bulan langsung mendaftar di loket. Sebelum dipersilahkan masuk ke ruang pemeriksaan dokter.

"Setelah diperiksa dokter kemudian saya diberi resep obat dan dibawa ke apotek Puskesmas. Pelayanannya tidak ada masalah sampai di apotek," jelas Suher Wati.

Setelah beberapa menit menunggu, nama Suher Wati pun disebut petugas apotek. Ia lantas diberikan obat sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter. Seketika itu, ia kemudian mengecek obat yang diberikan, termasuk salep gatal untuk kedua buah hatinya itu.

"Ada dua obat, satu yang diminum, satunya saleb. Saat saya lihat (salep) itu ternyata kedaluwarsa. Masa expired salep itu September 2018. Akhirnya saya tanyakan ke petugasnya, dan langsung dijawab gak apa-apa, karena obat luar. Dia juga bilang, kalau ibu tidak yakin saya tarik lagi," kata Suher Wati menirukan ucapan sang apoteker.

Karena tidak mau berdebat dengan petugas apoteker, Suher Wati kemudian memasukan kembali salep tersebut ke dalam kantong plastik. Dia lantas membawa pulang obat-obatan yang diterimanya itu.

"Tetap saya bawa pulang, tapi tidak saya pakaikan ke anak saya. Karena saya takut, anak saya masih kecil. Masak bayi mau dikasih obat expired," jelasnya.

Ternyata tak hanya Suher Wati, warga lain yang juga berobat di Puskesmas Jetis juga mengalami hal serupa. Yakni mendapatkan salep gatal yang sudah kedaluwarsa.

"Ada dua yang dapat salep kedaluwarsa, saya sama tetangga saya. Tadi berobatnya hampir berbarengan," pungkas Suher Wati.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Puskesmas Jetis Dadang tak menampik jika ada pasien yang menerima salep kedaluwarsa. Namun, dia menyatakan sudah menindaklanjuti hal itu dengan mendatangi rumah pasien dan mengganti salep yang sudah expired itu.

"Alhamdulillah kami sudah tindaklanjuti tadi siang ke rumahnya untuk diganti obat yang baru dan obat yang lama kami tarik kembali. Alhamdulillah belum sempat dipakai," tulis Dadang dalam pesan singkat yang dikirim melalui aplikasi Whatsapp.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.0688 seconds (0.1#10.140)