Melalui DBHCHT, Gresik Kembangkan 18 Hektare Lahan Tembakau

Kamis, 12 September 2019 - 18:29 WIB
Melalui DBHCHT, Gresik Kembangkan 18 Hektare Lahan Tembakau
Melalui Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) 2019, Dinas Pertanian Gresik kembangan tanaman tembakau. Disiapkan lahan seluas 18 hektare. Foto/SINDOnews/Ashadi Ikhsan
A A A
GRESIK - Melalui Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) 2019, Dinas Pertanian Gresik kembangan tanaman tembakau. Disiapkan lahan seluas 18 hektare.

Kepala Dinas pertanian Eko Anindito Putro didampingi Kabag Humas dan Protokol Sutrisno menyatakan, tahap awal pengembangan ada 18 hektar. Lahan itu tersebar di tiga kecamatan. Yaitu; Balongpanggang, Benjeng dan Duduksampeyan.

“Kami optimis lahan tembakau di Gresik akan meningkat. Secara historis Gresik dulu memang sudah ada komoditi tanaman tembakau ini,” kata dia, Kamis (12/9/2019).

Di Kecamatan Balonpanggang yaitu di Desa Wotansari, Sekarputih, Jombangdelik, Dapet. Sedangkan di Benjeng tersebar di Desa Lundo dan desa di wilayah pinggiran Kali Lamong.

"Ke depan kami akan mengembangkan tanaman tembakau ini untuk wilayah Gresik Utara. Meliputi wilayah Kecamatan Ujungpangkah. Dalam sejarahnya Kecamatan Ujungpangkah dulu memang penghasil tembakau," laya dia.

Eko juga menyatakan, bila tanaman tembakau tidak mengganggu potensi padi. Budidaya tembakau ini ditanam saat musim kemarau dan padi tidak sedang berproduksi.

Tanaman tembakau yang ada di Gresik, jenis tembakau jawa (jinten). Petani Gresik sudah tradisi menanam tembakau jenis ini.

“Ke depan kami mendorong petani dan mengembangkan tembakau jenis virginia. Tembakau ini terkenal karena bernikotin rendah juga harga jualnya lebih tinggi. Ini akan lebih menguntungkan para petani tembakau,” kata dia.

Dinas Pertanian Gresik menggandeng Balai Penelitian dan Pabrikan membuat demplot atau semacam lahan ujicoba. Demplot ini dilaksanakan kelompok tani di Balongpanggang, Benjeng dan Duduksampeyan.

Eko menjelaskan, demplot ini sebagai sekolah lapang SL-GAP (Sekolah Lapang Good Agricultural Practices) tembakau bekerja sama Balai Penelitian Tanaman Serat dan Pemanis (Balittas) Karangploso Malang.

“Kami juga memberikan bantuan sarana produksi berupa bibit tembakau, pupuk dan obat-obatan,” kata dia.

Dari hasil analisa ekonomi Dinas Pertanian Gresik, pendapatan petani melalui komoditi tembakau ini yaitu sekitar Rp32 juta perhektar pada satu kali musim tanam yaitu selama 3 bulan saat kemarau. (advertorial)
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.3132 seconds (0.1#10.140)