Pemprov Jatim Pacu Kinerja Investasi

Kamis, 12 September 2019 - 21:47 WIB
Pemprov Jatim Pacu Kinerja Investasi
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) berupaya memacu kinerja investasi. Foto/ Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) berupaya memacu kinerja investasi. Baik investasi domestik maupun luar negeri.

Salah satunya dengan menggelar East Java Investival (EJI) 2019 di Grand City Surabaya. Pameran yang digelar mulai hari ini, Kamis (12/9/2019) hingga Minggu (15/9/2019) menyajikan beragam peluang investasi di sejumlah sektor.

Di antaranya, di bidang infrastruktur, pertanian, perikanan, pariwisata, pertambangan dan sektor energi, dan berbagai sektor lain dari 38 kabupaten/kota di Jatim.

Kemudian kawasan ekonomi khusus (KEK) Singasari, Kabupaten Malang dan sejumlah kawasan industri di Jatim. Antara lain, Kawasan Industri Gresik (KIG), Kawasan Industri Tuban (KIT) Ngoro Industrial Park (NIP), Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Kawasan Industri Maspion (KIM) dan Sidoarjo Rangkah Industrial Estate (SiRIE).

“Dengan pameran ini kami harap investasi di Jatim bisa naik,” kata Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak usai membuka acara EJI 2019 di Grand City Surabaya, Kamis (12/9/2019).

Orang nomor dua di Jatim itu mengungkapkan, realisasi investasi di Jatim sampai semester I 2019 ini secara total mencapai Rp32,05 triliun. Dari jumlah itu, sebanyak Rp6,56 triliun merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Rp25,50 triliun merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Menurutnya, di semester I ini, investasi yang memanfaatkan Online Single Submission (OSS) sebanyak Rp10,34 triliun.

“Dari total realisasi investasi semester I tersebut, ada 5 negara terbanyak yang berinvestasi di Jatim. Di antaranya dari Singapura, Jepang, Inggris, Belanda dan Malaysia,” kata dia.

Dia menjelaskan, Pemprov Jatim juga akan membuka poros-poros industri baru guna menggenjot kinerja investasi dalam lima tahun ke depan. Wilayah potensi untuk investasi di sektor industri yakni di luar ring 1 yang saat ini sudah hampir terkoneksi dengan infrastruktur jalan tol.

“Industri baru yang potensial, seperti Kertosono, Madiun dan Ponorogo. Apalagi ada rencana wilayah-wilayah tersebut terkoneksi dengan bandara yang sedang dibangun di Kediri,” jelas dia.

Mantan Bupati Trenggalek ini mengungkapkan, hampir 50% ekonomi Jatim saat ini berada di Ring 1. Ring 1 ini terdiri dari Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Gresik. Namun, hal itu justru dianggap masih ada ruang untuk pengembangan sektor industri Jatim yakni di sisi barat dan selatan, dan juga di Madura.

“Kami terus berupaya mengatasi hambatan-hambatan investasi di daerah-daerah. Termasuk soal ketersediaan energi seperti gas. Kami juga akan memudahkan perizinan investasi,” pungkas dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jatim, Aris Mukiyono mengatakan, ajang ini juga memamerkan peluang investasi dari BUMN, BUMD, sektor swasta , franchise, jasa perbankan dan keuangan, startup, dan travel market. “Acara ini akan menghadirkan investor dan pelaku bisnis dari Indonesia dan luar negeri. Sehingga mereka dapat bekerjasama dalam berbagai bidang investasi,” kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3670 seconds (0.1#10.140)