Ada 2,2 Juta Pengguna Gawai di Jatim Berisiko Neuropati

Sabtu, 14 September 2019 - 16:00 WIB
Ada 2,2 Juta Pengguna Gawai di Jatim Berisiko Neuropati
Group Brand Manager, P&G Consumer Health Indonesia, Wens Arpandy memberi paparan terkait neuropati.
A A A
SURABAYA - Data Survei Nasional Penetrasi Pengguna Internet menyebutkan, 64,6 persen dari total 264,16 juta penduduk Indonesia atau sekitar 171,17 juta orang aktif menggunakan internet.

Survei ini digelar Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2018. Dari data tersebut, Jawa Timur merupakan pengguna internet terbesar ke-3 di Indonesia dari total pengguna, yakni 13,5 persen atau sekitar 2,2 juta orang.

Sekitar 93,9 persen dari total pengguna internet, terhubung dengan internet melalui gawai. Secara umum, pengguna internet mengakses informasi Iebih dari 8 jam setiap harinya.

"Bagian tubuh pengguna gawai yang berisiko terkena neuropati adalah bagian tangan, lengan terutama siku. Umumnya daerah tersebut bisa terkena neuropati akibat jeratan," kata Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepidari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Pusat, Dr Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Sabtu (14/9/2019).

Diketahui, Neuropati adalah kondisi gangguan dan kerusakan saraf ditandai dengan gejala seperti kesemutan, kebas, dan kram.

Group Brand Manager, P&G Consumer Health Indonesia, Wens Arpandy menambahkan, penggunaan internet pada gawai berdurasi panjang, dapat menyebabkan risiko kerusakan saraf tepi atau neuropati. Oleh karena itu, pihaknya melalui brand Neurobion, menghadirkan solusi mengatasi neuropati akibat kekurangan vitamin neurotropik (Vit 81, 86, 812).

Saraf tepi adalah penghubung organ tubuh dengan saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang dengan seluruh organ tubuh (organ dalam, mata, pendengaran, penghidu, kelenjar keringat, kulit dan otot otot). Maka dari itu sangat penting untuk dijaga agar tetap berfungsi maksimal dan terhindar dari neuropati atau kerusakan saraf tepi.

"Ketika saraf tepi mengalami kerusakan maka akan muncul gejaIa-gejala seperti kesemutan, kebas, kram, dan kelemahan otot yang disebut dengan neuropati," imbuh Wens.

Pihaknya menyadari, saat ini teknologi berperan penting dalam menunjang aktivitas masyarakat. Namun penggunaan dalam jangka waktu lama berisiko menyebabkan kerusakan saraf tepi.

Survey Nasional Penetrasi Pengguna Internet juga sejalan dengan Consumer’s Behaviour and Lifestyle Study yang menyebut, di Surabaya, 72,1 persen responden aktif menggunakan gawai.

Lalu sekitar 23,8 persen merasakan gejala kerusakan saraf seperti kesemutan, kebas dan kram pada usia 26 hingga 30 tahun. "Oleh karena itu, ancaman neuropati pada pengguna gawai semakin perlu diwaspadai sejak dini," ungkapnya.

Sementara itu, Medical and Technical Affairs Manager Consumer Health, P&G Health dr Yoska Yasahardja mengungkapkan, pada Studi Klinis 2018 NENOIN (Penelitian Non Intervensi dengan vitamin neurotropik) membuktikan, konsumsi kombinasi Vitamin Neurotropik yang terdiri dari vitamin Bl, B6, dan B12 secara rutin dan berkala dapat mengurangi gejala neuropati.

"Konsumsi kombinasi Vitamin Neurotropik secara rutin dan berkala dapat mengurangi gejala neuropati," imbuhnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.2270 seconds (0.1#10.140)