Hati Hati, Riset Buktikan Vape Picu Penyakit Misterius Mematikan

Minggu, 15 September 2019 - 07:30 WIB
Hati Hati, Riset Buktikan Vape Picu Penyakit Misterius Mematikan
ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Para peneliti di Amerika Serikat (AS) telah mencari penyebab penyakit pernapasan terkait "demam" vaping di seluruh Amerika. Sekarang mereka mungkin telah menemukan petunjuk.

Peneliti menemukan banyak produk yang digunakan oleh pasien mengandung kontaminasi umum —minyak yang berasal dari vitamin E, menurut laporan berita.

Berita kontaminasi berasal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Mereka membagikan informasi tersebut dengan pejabat pemerintahan terkait dalam briefing pekan ini, The Washington Post melaporkan.

"Tetapi tidak jelas apakah kontaminasi ini memang yang menyebabkan penyakit, dan penyelidikan masih jauh dari selesai," kata para pejabat seperti disitat dari laman scientificamerican.com.

FDA menganalisis 12 sampel nikotin dan 18 THC (bahan aktif dalam ganja) yang diambil dari pasien di seluruh AS. Minyak yang diturunkan dari vitamin E, yang dikenal sebagai "vitamin E asetat" ditemukan dalam 10 dari 18 produk ganja. Tetapi tes tidak menemukan sesuatu yang tidak biasa di antara berbagai produk nikotin yang digunakan oleh pasien yang jatuh sakit.

Pejabat negara di New York menemukan hampir semua sampel ganja yang mereka ambil dari pasien di wilayah tersebut juga memiliki minyak dari vitamin E ini, menurut sebuah pernyataan dari Departemen Negara Bagian New York.

Menurut Washington Post, vitamin E asetat dijual sebagai suplemen nutrisi dan tidak berbahaya ketika dikonsumsi atau diaplikasikan sebagai perawatan kulit. Tetapi ketika dihirup, itu dapat melapisi paru dan menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan dada.

Sekarang ada lebih dari 215 kasus orang yang mungkin dirawat di sakit setelah dilaporkan menggunakan produk vaping, beberapa membeli produk secara legal dan yang lain ilegal. Dua kematian telah dilaporkan sehubungan dengan penyakit terkait vaping —satu di Illinois dan satu lagi di Oregon, AS.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0306 seconds (0.1#10.140)