Pilbup Mojokerto 2020 Menghangat, 7 Figur Berebut Tiket PDIP

Senin, 16 September 2019 - 16:59 WIB
Pilbup Mojokerto 2020 Menghangat, 7 Figur Berebut Tiket PDIP
Supriyanto, Sekretaris Panitia Penjaringan Bakal Calon Cabup dan Cawabup PDIP Kabupaten Mojokerto. Foto/SINDOnews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Konstelasi politik jelang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto mulai menghangat. Kendati pesta demokrasi itu masih akan dihelat pada pertengahan 2020.

PDIP Kabupaten Mojokerto, menjadi partai politik (parpol) yang paling awal melakukan start, mencari figur yang pantas diusung. Partai berlambang banteng moncong putih itu, sudah melakukan penjaringan bakal calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup).

Sejumlah figur pun sudah mendaftarkan diri dalam penjaringan yang dibuka sejak 7-9 September 2019 kemarin. Kemudian diperpanjang hingga 12 September 2019. Lantaran, jumlah kuota pada saat pendaftaran pertama belum terpenuhi.

Hanya Ketua DPC PDIP Kabupaten Mojokerto Pungkasiadi dan pensiuan PNS Dinas Pendapatan Pemprov Jatim Purwo Santoso yang mengambil formulir cabup. Sedangkan pendaftar ketiga yakni Ketua Koni Kabupaten Mojokerto, Firman Effendi mengambil formulir cawabup.

Sementara pada gelombang kedua, ada empat orang yang mengambil formulir pendaftaran cawabup. Diantaranya Agus Suprayitno Kepala Desa Mojodadi, Kecamatan Kemlagi. Kemudian Kustanto dan Sunarto. Keduanya merupakan pengusaha atau kontraktor asal Mojokerto.

Sedangkan, pendaftar terakhir yakni M. Rizky Fauzy Pancasilawan. Rizky merupakan, anggota DPRD Kota Mojokerto yang baru saja dilantik pada penghujung Agustus 2019 kemarin. Ia juga anak calon calon Wali Kota Mojokerto Akmal Budianto yang diusung PDIP. Meski akhirnya, Akmal gagal dalam kontestasi Pilwali 2018 lalu.

Sekretaris Panitia Penjaringan Bakal Calon Cabup dan Cawabup PDIP Kabupaten Mojokerto, Supriyanto, mengatakan, saat ini proses penjaringan cabup dan cawabup di DPC PDIP Kabupaten Mojokerto memang sudah ditutup. Seluruh nama-nama yang sudah masuk dalam penjaringan, bakal disetorkan ke DPD PDIP Jatim.

"Di DPD PDIP Jatim akan dilakukan proses verivikasi pertama. Mulai pengecekan kesehatan, narkoba dan lain sebagainya. Jadi seluruh syarat administrasi itu berada di DPD," kata Supriyanto, saat ditemui di Kantor DPC PDIP Kabupaten Mojokerto, Senin (16/9/2019).

Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Mojokerto ini menuturkan, sebanyak 7 pendaftar itu, nantinya juga akan melalui serangkaian tahapan. Mulai tes psikologi, kemudian interview khusus oleh DPD PDIP Jatim. Selanjutnya, kata Supriyanto, nama-nama yang lolos dalam verivikasi penjaringan bakal dikirimkan ke DPP PDIP.

"Jadi nantinya DPP PDIP yang akan memutuskan rekom jatuh ke siapa. Tentunya dengan mempertimbangkan berbagai hal, jadi tidak serta merta memutuskan," imbuh Supriyanto.

Dalam merumuskan Cabup dan Cawabup yang bakal diusung dalan Pilbup Mojokerto ini, kata Supriyanto, PDIP juga bakal menggelar survei internal. Biasanya survei itu dilakukan DPD PDIP Jatim sebelum nama-nama yang masuk dalam penjaringan, disetorkan ke DPP partai bentukan Megawati Soekarno Putri ini.

"Salah satu faktor yang menentukan adalah hasil survei inilah, prosentasenya 40%. Yang sisanya, ya tidak menutup kemungkinan ya finansial calon untuk membiayai saksi, membiayai kampanye, untuk akomodasi tim, yang paling dominan disitu," jelasnya.

Supriyanto menuturkan, tidak bisa dipungkiri, kebutuhan finansial untuk suksesi pilkada dalam era demokrasi ini tak sedikit. Utamanya untuk kebutuhan saksi dan kampanye calon. Dikatakannya, calon yang tak memiliki cukup finansial, kemungkinan besar untuk bisa direkom sangat kecil.

"Artinya seseorang kalau maju tidak punya finansial ya bagaimana. Ibarat perang tidak punya tembak ya bingung. Kekuatan untuk berfikir menang itu kan di kampanye. Memutuskan oke dan tidaknya seseorang itu kan promosinya, yaitu kampanye," terangnya.

Kendati, lanjut Supriyanto, kondisi keuangan calon juga bukan merupakan satu-satunya faktor penentu untuk bisa mendapatkan rekomendasi partai. PDIP, kata Supriyanto, juga akan mempertimbangkan tingkat popularitas dan elektabilitas bakal calon yang sudab masuk dalam penjaringan.

"Ada lho DPP PDIP merekom orang yang tidak punya modal, karena dia varietas unggul. Cabupnya tidak punya modal, tapi wakilnya punya. Itu ada," tandas politisi yang sudah 22 tahun menjadi kader PDIP Kabupaten Mojokerto ini.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5412 seconds (0.1#10.140)