Ngeri, Simulasi Perang Nuklir AS vs Rusia Tewaskan 34 Juta Orang

Rabu, 18 September 2019 - 08:44 WIB
Ngeri, Simulasi Perang Nuklir AS vs Rusia Tewaskan 34 Juta Orang
Gambaran simulasi perang nuklir antara Amerika Serikat dan Rusia. Foto/Princeton University/Nuclear Futures Lab
A A A
NEW JERSEY - Sebuah simulasi perang nuklir antara Amerika Serikat dan Rusia mengungkapkan keadaan mengerikan yang akan terjadi. Di mana 34 juta orang tewas dalam sekejap.

Simulasi video berdurasi empat menit ini berjudul "Plan A". Simulasi dibuat para pakar Princeton’s Program on Science and Global Security di Universitas Priceton, New Jersey.

Video yang tidak mengenakkan ini menunjukkan bagaimana bom-bom atom akan menghujani Bumi selama konflik, dan menewaskan sekitar 34 juta orang dalam waktu kurang dari lima jam. Sebagian besar akan tewas dalam periode 45 menit.

Para pakar di univeritas tersebut mengatakan, sebanyak 60 juta orang lainnya akan terluka oleh ledakan bom-bom atom. Mereka menambahkan bahwa jumlah kematian kemudian meroket karena dampak nuklir dan efek jangka panjang lainnya.

"Proyek ini dimotivasi oleh kebutuhan untuk menyoroti konsekuensi yang berpotensi bencana dari rencana perang AS dan Rusia saat ini," bunyi sebuah posting blog resmi Universitas Princeton.

"Risiko perang nuklir telah meningkat secara dramatis dalam dua tahun terakhir karena Amerika Serikat dan Rusia telah meninggalkan perjanjian kontrol senjata nuklir yang sudah lama ada," lanjut posting tersebut, dikutip news.com.au, Rabu (18/9/2019).

Dalam simulasi itu digambarkan pertempuran dengan cepat meningkat ketika Rusia dan pasukan NATO bertukar 480 hulu ledak dalam konflik nuklir apokaliptik. Simulasi "Plan A" juga menggambarkan bagaimana konflik antara Amerika Serikat dan Rusia dapat meningkat dari perang konvensional menjadi konflik nuklir habis-habisan.

Simulasi itu dibuat berdasarkan penilaian independen terhadap kekuatan pasulkan AS dan Rusia saat ini, target senjata nuklir, dan perkiraan kematian.

Perang dimulai ketika Rusia meluncurkan tembakan peringatan nuklir dari pangkalan dekat kota Kaliningrad dalam upaya untuk menghentikan penumpukan pasukan AS-NATO di seluruh Eropa barat.

Selanjutnya, pertempuran dengan cepat meningkat menjadi perang nuklir taktis di Eropa, dengan Rusia dan pasukan NATO bertukar 480 hulu ledak melalui pesawat dalam pertempuran apokaliptik di langit.

Korban (yang berarti kematian dan cedera) mencapai 2,6 juta dalam waktu tiga jam. Ketika Eropa dihancurkan, NATO menembakkan 600 hulu ledak dari daratan dan pangkalan kapal selam AS yang ditujukan untuk pasukan nuklir Rusia.

Rusia lantas membalas dengan rudal yang diluncurkan dari silo dan kapal selam. Pertukaran serangan ini menyebabkan 3,4 juta korban dalam 45 menit berikutnya.

Dengan tujuan memblokir pemulihan satu sama lain, Rusia dan NATO masing-masing melenyapkan 30 kota terpadat lainnya menggunakan lima hingga sepuluh hulu ledak di setiap kota.

"(Simulasi) menggunakan set data ekstensif senjata nuklir yang saat ini digunakan, hasil senjata, dan target yang mungkin untuk senjata tertentu," imbuh posting para pakar Universitas Princeton.

Perang nuklir yang digambarkn dalam simulasi ini menyebabkan sekitar 91,5 juta korban dalam seluruh konflik. Itu termasuk 31,4 juta kematian, dan 57,4 juta cedera.

"Ini menunjukkan evolusi konflik nuklir dari taktis, ke fase strategis (kemudian) ke penargetan kota," kata para pakar.

Seorang petinggi kepala persenjataan PBB mengatakan, semua itu mungkin terdengar agak dibuat-buat. Namun, dunia lebih dekat dengan perang nuklir sekarang daripada setiap saat sejak Perang Dunia II.

Renata Dwan, direktur Institut PBB untuk Penelitian Perlucutan Senjata, memperingatkan pada bulan Mei bahwa semua negara dengan senjata nuklir memodernisasi senjata mereka, yang berarti meningkatkan ancaman "kiamat".

"Penting untuk menyadari bahwa risiko perang nuklir sangat tinggi sekarang, dan risiko penggunaan senjata nuklir sekarang lebih tinggi daripada kapan pun sejak Perang Dunia II," kata dia.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1347 seconds (0.1#10.140)