Prihatin Kebakaran Hutan, Pelajar SD Muhammadiyah Gelar Aksi

Rabu, 18 September 2019 - 17:00 WIB
Prihatin Kebakaran Hutan, Pelajar SD Muhammadiyah Gelar Aksi
Pelajar SD Muhammadiyah 16 Kreatif Surabaya mengikuti aksi dan doa bersama untuk korban kebakaran hutan, di halaman SD Muhammadiyah 16 Kreatif Surabaya, Rabu (18/9/2019). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Kebakaran hutan di sebagian wilayah Indonesia yang hingga kini belum selesai menarik simpati dari sebagian masyarakat. Salah satunya adalah para pelajar SD Muhammadiyah 16 Kreatif Surabaya.

Siswa-siswi menggelar aksi keprihatinan, yaitu menutup hidup dengan masker dan membentangkan sejumlah karya lukis tentang hutan. Mereka juga doa bersama mengharapkan kebakaran hutan segera diatasi agar tidak menimbulkan korban.

Kepala Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya, Maulana Muhammad menuturkan, aksi keprihatinan dan doa bersama ini untuk mengajarkan peserta didiknya tentang pentingnya empati dan simpati.

"Kita coba mengajarkan bagaimana mereka memiliki rasa empati dan simpati kepada saudara kita yang ada di Sumatra, Sulawesi dan kalimantan. Dimana saat ini mereka hidup kesusahan, pendidikan dan pekerjaan mereka terganggu,"katanya.

Maulana berharap, dengan aksi yang digelar ini para siswa dapat merasakan apa yang dialami warga terdampak asap kebakaran hutan. "Kami harap dengan aksi ini mereka yang ada disini anak sekolah kreatif bisa merasakan yang sama dengan mereka, sehingga kita memiliki rasa simpati dan empati untuk peristiwa kabut asap yang ada disana,"tegasnya.

Ia mengatakan, jika ada anak-anak terdampak ingin pindah sekolah di kota Surabaya, pihaknya siap menampung hingga situasi di wilayahnya dinyatakan aman.

"Kita siap jika ada anak terdampak asap mau sekolah disini. Kita siap untuk menampung sementara selama kabut asap belum terselesaikan,"ujarnya.

Salah satu siswi, Malika, mengaku prihatin atas terjadinya kebakaran hutan yang menimbulkan korban termasuk anak-anak seusianya. Malika ingin memperjuangkan dengan membantu warga terdampak asap tersebut.

"Aku ingin membantu mereka. Jika kebakaran tidak segera selesai maka asap kebakaran akan tebal dan semua orang akan sakit dan bisa mati,"tandasnya.

Sebagaimana diketahui, kebakaran di sebagian wilayah Indonesia ini sepanjang Agustus 2019, jumlah dan intensitas kebakaran meningkat pada minggu pertama September. Asap melayang di atas pulau-pulau dan telah memicu peringatan kualitas udara dan peringatan kesehatan di Indonesia dan negara-negara tetangga.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1951 seconds (0.1#10.140)