Wangi Secangkir Kopi di Kawasan Bersejarah Kota Kediri

Kamis, 19 September 2019 - 17:53 WIB
Wangi Secangkir Kopi di Kawasan Bersejarah Kota Kediri
Suasana kedai kopi Coffee Station yang berada di kawasan stasiun kereta api Kota Kediri. Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
KEDIRI - Rumah itu bertahun-tahun tak terurus. Begitu disulap jadi kedai kopi, bangunan kuno di pinggir jalan Stasiun Kota Kediri itu langsung dijejali banyak pengunjung.

Mungkin kebetulan lagi ramai-ramainya. Nyaris tidak terlihat kursi dan meja yang nganggur. Semua sudah ditempati. Kalaupun ada yang kosong, di atas meja terpampang tulisan "dipesan".

Begitu juga di ruang outdoor yang sama sesaknya dengan jumlah kendaraan di area parkiran. "Untuk sementara kami memang masih menyediakan 50 kursi," tutur Arief Priyono selaku pengelola kedai kopi.

Begitu masuk ruangan kedai yang mengambil nama Coffee Station itu, aroma kopi diseduh langsung menusuk hidung. Entah kopi Arabika, Robusta atau Liberika, yang jelas harum. Belum juga memesan mata disuguhi pemandangan ruangan serba antik.

Lantai tegel bermotif lama. Kusen dan pintu berwarna dengan warna cat lama, yakni kuning mentah kombinasi putih, serta setting ruangan yang juga bergaya lama.

Meski beberapa sudut ruangan terlihat sentuhan kekinian, namun nuansa klasik dari bangunan yang berdiri awal kemerdekaan masih melekat kuat. "Gaya vintage menjadi salah satu nilai plusnya," tutur Arief Priyono.

Wangi Secangkir Kopi di Kawasan Bersejarah Kota Kediri


Seorang barista sibuk meracik kopi pesanan. Di dekatnya berjajar perkakas memasak kopi seperti V60, Vietnam Drip, dan semacamnya. Selain alat kerja, perkakas yang menyatu dengan stoples kaca berisi berbagai jenis biji kopi, selalu menjadi pemandangan yang enak untuk dilihat.

Begitu juga dengan sebuah bar yang terbuat dari kayu "Jati Belanda". Cukup dengan vernis sebagai lapisan warna dasaran, sebuah mesin espresso dan grinder Nuova Simonelli terasa pas nangkring diatasnya.

Meski sedikit memasukkan selera industrialis, yakni sederet kursi besi warna hitam dof yang menjadi pasangan meja bar kayu, harmonisasi masih tetap terjaga.

Nuansa industrialis itu juga masih nyambung dengan lampu kuno yang bergelantungan di atas langit-langit ruangan. Menurut Arief, dinding ruangan sengaja memakai desain kawat ram-raman.

Selain melancarkan pelayanan, sirkulasi udara bisa bebas keluar masuk ke dalam ruangan. "Bisnis ini baru dibuka Agustus 2019 lalu," kata Arief Priyono.

Wangi Secangkir Kopi di Kawasan Bersejarah Kota Kediri


Bagi penyuka suasana terbuka, pengunjung Coffee Station yang berasal dari berbagai segmen usia bisa menikmati kopi di ruangan outdoor.

Di ruang terbuka, bertebaran meja kayu dan kursi besi. Tidak ingin menyia-nyiakan sekecilpun space yang ada, di bawah pohon mangga yang tumbuh rindang, ditempatkan dua meja semen serta sebuah sumur tua yang didesain menjadi meja empat sisi.

Menurut Arief, proses penggarapan seluruh desain kedai membutuhkan waktu sekitar enam bulan. Perubahan tidak serta-merta bisa dilakukan. Tim kreatif harus berhati-hati supaya renovasi jangan sampai merusak keantikan bangunan.

Renovasi yang dimulai pada November 2018 lalu itu akhirnya rampung, dan Agustus 2019 bisa dilaunching. "Harus hati hati. Karena bangunan lama menjadi bahan baku yang kuat," terang Arief.

Saat ini di lokasi kedai masih ada empat ruang yang masih tahap recovery. Empat ruang yang berada di sisi depan bangunan itu rencananya disiapkan untuk para penikmat kopi tanpa harus meninggalkan rapat, kerja, seminar atau menggelar event dalam skala kecil.

Wangi Secangkir Kopi di Kawasan Bersejarah Kota Kediri


Lalu bagaimana dengan menunya?. Coffee Station mengandalkan minuman kopi berbasis espresso dan "manual brew".

Memang seolah tidak mengikuti arus mainstream, kopi susu kekinian. Namun cappuccino, caffe latte, piccolo atau tehnik seduh manual French Press, AeroPress, V60, Vietnam drip dan kopi masih menjadi andalan.

"Trend-nya memang sedang ke kopi kekinian atau kopi susu. Secara pragmatis kami juga menyediakan. Cuma memang secara branding kami tidak akan menonjolkan cerita kopi kekinian sebagai keunikan kedai kami," papar Arief Priyono.

Untuk menu makanan tersedia Cheese Burger, Hot Dog, dan French Toast. Semua masih bernuansa barat. Ke depan akan tersedia juga makanan berbasis nasi. Kemudian untuk cemilan, ada menu Risoles yang menjadi signature serta snack ala India Samosa.

Untuk mengikat para pengunjung, khususnya milenial agar betah berlama lama, di kedai juga disediakan beberapa jenis "board game", seperti UNO, poker dan catur. Kemudian tersedia juga ruang untuk nobar sepak bola dan E-Sport. Mereka bisa nyeruput kopi sambil asyik bermain.

Kurniawan, salah seorang pengunjung kedai Coffee Station mengaku betah berlama-lama. Tidak hanya sekedar menikmati kopi. Dirinya juga merasa menemukan tempat yang nyaman untuk berdiskusi dengan rekan kerja.

"Yang jelas, selain lokasinya tidak bising, kedai ini menampung pengunjung dari segala lapisan usia," tuturnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.0059 seconds (0.1#10.140)