9 Ribu Mahasiswa Baru Asal Indonesia, Setiap Tahun Menyerbu AS

Kamis, 19 September 2019 - 23:25 WIB
9 Ribu Mahasiswa Baru Asal Indonesia, Setiap Tahun Menyerbu AS
Para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), begitu antusias menyaksikan pameran pendidikan Amerika Serikat (AS) yang digelar di UMM Dome. Foto/Ist.
A A A
MALANG - Minat pemuda Indonesia, untuk menempuh pendidikan tinggi di universitas maupun sekolah tinggi berkualitas yang ada di Amerika Serikat (AS) sangat tinggi.

Setiap tahunnya, menurut Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Mark McGovern, ada sekitar 9 ribu mahasiswa baru asal Indonesia, yang datang ke AS untuk mendapatkan pendidikan tinggi berkualitas.

"Mereka banyak berminat dalam program studi teknologi, dan bidang industri kreatif," ujarnya di sela-sela pembukaan EducationUSA Graduate Fair, di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (19/9/2019).

"Sebagai Konsul Jenderal, prioritas utama saya adalah memperkuat kemitraan antara AS, dan Indonesia. Tidak ada cara yang lebih baik untuk memahami satu sama lain, dan budaya kita, serta untuk mempersiapkan anak-anak kita untuk tempat kerja abad ke-21, selain dengan berbagi pengalama belajar bersama di kelas," ujarnya.

Sebanyak 11 lembaga perndidikan tinggi dari seluruh AS melakukan perjalanan ke Malang, untuk menunjukkan minat mereka dalam melihat lebih banyak siswa Indonesia, mendaftar untuk program pascasarjana.

Universitas tersebut termasuk universitas negeri dan swasta terkenal, seperti New York University, Michigan State University, University of Missouri, dan Northeastern university.

"AS dikenal sebagai penghasil lulusan paling inovatif dan kewirausahaan di dunia. Kampus-kampus universitas di AS dipenuni degan mahasiswa dan staf yang mewakili budaya, etnis, dan agama dari seluruh dunia. Komunitas ini ramah, menerima, dan beragam," imbuhnya.

Lebih dari 800 orang Indonesia, bergabung dengan Graduate Fair tahun ini di Malang. Selain perwakilan universitas AS, para peserta bertemu dengan staf Konsulat Jenderal AS di Surabaya untuk mengetahui tentang program pendidikan dan pertukaran budaya Departemen AS. AS termasuk Young Leaders Initiative Asia Muda (YSEALI) dan beasiswa Fulbright.

Mereka juga membahas kemitraarn budaya dan pendidikan di UMM, seperti American Corner yang memungkinkan orang Indonesia untuk belajar lebih banyak tentang budaya, bahasa, dan warisan AS, serta Penasinat EducationUSA yang membahas persyaratan penerimaan universitas AS, dan cara untuk mengajukan beasiswa serta bantuan keuangan.

EducationUSA Annual Graduate Fair telah berlangsung di Indonesia sejak 2015 di Malang, Jakarta, dan Yogyakarta. Penyelengaraan tahun ini, merupakan kali keempat digelar di UMM.

Program seperti ini memperkuat kemitraan 70 tahun antara Indonesia, dan AS, dengan meningkatkan keahlian dan inovasi untuk menciptakan masa depan yang lebih menyenangkan.

Dalam acara tersebut, Ike Sari Astuti selaku alumni dari program Fulbright yakni sebuah program beasiswa untuk pertukaran pelajar internasional untuk sarjana, pendidik, mahasiswa pasca sarjana dan profesional, turut berbagi tips mendapatkan beasiswa bergengsi ini.

"Pertama, kalian harus tau mau mengambil apa ingin belajar apa atau terkait dengan yang mau diteliti itu apa saat di USA. Selanjutnya atau yang kedua, yakni mempersiapkan berkas-berkas yang akan dikirim dan ketiga harus tahu banget subjek apa yang harus diambil dan kita bisa memperkirakan berapa lama jangka waktu kuliah kita di sana," ucap Ike saat mengisi di Basement Dome UMM.

"Yang aku tahu, UMM memberi tempat. Kalau fasilitas lain lebih dari American Corner (Amcor), US Embassy, dan American Indonesian Exchange Foundation (Aminef), dan yang pasti datang ke acara seperti ini turut memotivasi kita untuk melajutkan master," lanjutnya.

Setidaknya ada empat pemateri yang menghadiri U.S Graduate Fair 2019 ataupun Educatian USA, yakni Austin Simon dari NYU-School of Professional Studies, Robert Coffey dari Michigan State University, Susan Carvalho berasal dari University of Alabama dan Dr. Ike Sari Astuti dari Fullbright Alumni.

Sedangkan Susan Carvalho berasal dari University of Alabama menjelaskan tentang peluang kerja saat kuliah di Amerika, pekerjaan di kampus baik yang terkait dengan sesuai bidang maupun yang belum dirilis. Karena sebagian besar universitas memiliki daftar online (setidaknya gaji pekerjaan minimum US dengan upah 7,25 US Dollar/jam).

"Ini artinya kita memiliki tanggung jawab bersama. Tentu saja untuk dapat ke Amerika tidak bisa sembarangan. Kita harus memiliki persiapan yang matang agar mampu membawa nama Indonesia dan Unversitas Muhammadiyah Malang di kancah dunia," pungkas Rektor UMM, Fauzan.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9457 seconds (0.1#10.140)