Mahasiswa FIK Ubaya Perkenalkan Produk Fashion Pembebasan

Minggu, 22 September 2019 - 09:29 WIB
Mahasiswa FIK Ubaya Perkenalkan Produk Fashion Pembebasan
Graduation Show 2019 bertajuk Disenthrall, karya mahasiswa FIK Ubaya, di Chameleon Hall Tunjungan Plaza Surabaya, Sabtu (21/9/2019). Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Sebanyak 180looks Fall Winter 2019 dan Spring Summer 2020 Collectionkarya mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) ditampilkan dalamGraduation Show2019.

Karya-karya mahasiswa Program Studi DesainFashiondan ProdukLifestyleFakultas Industri Kreatif (FIK) Ubaya tersebut, bertajuk "Disenthrall". Karya dari 28 mahasiswa FIK Ubaya ini diperagakan oleh 61 model di Chameleon Hall Tunjungan Plaza 6, Surabaya.

Penanggung jawab acaraGraduation Show2019 sekaligus dosen pengajar mata kuliahMens Wear Design Project, Prayogo Widyastoto Waluyo mengungkapkan, acarafashion showini merupakan tahun keempat yang digelar untuk menampilkan karya tugas akhir mahasiswa.

Kegiatan ini sekaligus memperkenalkan Program Studi DesainFashiondanProdukLifestyleFakultas Industri dan Kreatif di Ubaya. Di samping itu, acara ini menjadi ajang promosi bagi mahasiswa untuk menampilkan karya mereka dihadapan ratusan undangan yang terdiri dari sejumlah pemilik industri di bidangfashion, komunitas,designerdaninfluencer fashion.

"Tahun ini kami mengusung tema ‘Disenthrall’ yang memiliki arti pembebasan. Pembebasan berarti bebas bergaya, ekspresif dan dinamis. Busana yang dibuat oleh mahasiswa yaituready to wearyang terbagi menjadi dua tema kecil yaitu 60looksFlawfuluntuk trenfashion Fall Winter2019 dan 80looksThe GamesuntuktrenfashionSpring Summer2020," jelas Prayogo.

Ratusanlooksyang disuguhkan merupakan hasil karya serta kreativitas dari 28 mahasiswa yang mewajibkan masing-masing membuat lima rancangan busana dan 15 produklifestylemulai dari aksesories kepala hingga sepatu yang dikenakan. Desain pakaian yang dirancang oleh mahasiswa dibuat lebihyouthfuldengan target market untuk anak muda yang aktif dan energik.

Selain menampilkan karya tugas akhir mahasiswa, terdapat 40 desain karya lainnya dibuat oleh mahasiswa FIK Ubaya yang tergabung dalam mata kuliahLocal Content Design ProjectdanEvening Gown Design Project.

Tidak hanya menampilkan karya, mahasiswa tingkat akhir juga bertugas menjadi panitia dalam pelaksanaan acara sehingga pengalaman yang didapat menjadi bekal untuk menyelenggarakanfashion showsendiri.

"Semoga dari acara ini, eksistensi mahasiswa kedepannya bisa meningkat di dunia industri danfashion. Sekaligus menjadi salah satu langkah awal karir mahasiswa di dunia industrifashionjika karya mereka bisa dibeli oleh para pengunjung atau tamu undangan yang hadir," papar Prayogo.

Mahasiswa FIK Ubaya Perkenalkan Produk Fashion Pembebasan


Salah satu desainer Nia Krisanti, membuat koleksi bernamaHuman Being. Dalamfashion showtersebut, lima karya milik gadis asal Sidoarjo ini didominasi warna putih yang terinspirasi dari penderitaOculocutaneous Albinism(Albino) yang mengalami kekurangan warna pigmen. Nia menuturkan bahwa desainnya masuk dalam temaFlawfulkategoriFall Winter 2019 Collection.

"Nama koleksi saya yaitu Human Being yang berarti manusia. Saya membuat karya ini untuk memanusiakan manusia. Melalui temaFlawfulyang berarti tidak sempurna, cacat, dan memiliki kekurangan, akhirnya saya terinspirasi dari penderita Albino. Sebetulnya penderita Albino sama seperti manusia yang lain dan bebas bergaya, mereka memiliki perbedaan warna kulit yang unik. Hal itu yang membuat daya tarik tersendiri sehingga saya membuatlooksyang juga dapat digunakan oleh penderita Albino," ucap gadis berusia 22 tahun ini.

Gadis yang gemartravellingini mengambil desain busana lengan panjang dan menggunakan material berbahanfleeceyang cocok digunakan untuk musim dingin dan berangin. Namun, desain ini dapat dipakai oleh masyarakat lokal karena dirancang dengan menyesuaikan iklim yang ada di Indonesia.

Proses perancangan desain selama satu setengah bulan, Nia memfokuskan pada warna dan bentuk iris mata penderitaOculocutaneous Albinismyang menjadi ciri khas motif koleksinya.

Berbeda dengan Nia, Nancy Restiandini,menunjukkan koleksi miliknya berjudulSentokiyang diambil dari bahasa Jepang berarti pejuang ataufighter. Gadis yang saat ini menekuni profesiMake Up Artist(MUA) menuturkan bahwalooksyang dirancang terinspirasi dari para pemain Baseball Hokkaido di Jepang.

Kesulitan yang dialami oleh gadis yang gemar mendengar musik pop ini, ada pada pemilihan kain yang tidak ada di Indonesia serta teknik tali yang dibuat sendiri sehingga menjadi motif yang sesuai dengan tema dan trenfashiondunia. Desain pakaian Nancy termasuk dalam temaThe GameskategoriSpring Summer 2020 Collection.

"Keunikannya ada pada material bahan kain yang saya pesan langsung dari Cina dan desainnya saya buat agak menggelembung mirip seperti bola Baseball. Begitu juga aksesories tas yang digunakan. Busana ini mempunyai ciri khas desain pakaian yaitu menggunakanleatherstrapsehingga memberikan kesan lebihsporty," ucap gadis berusia 22 tahun ini.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3073 seconds (0.1#10.140)