Kementerian Perindustrian Dorong Pesantren Ciptakan Industri Baru

Selasa, 24 September 2019 - 03:15 WIB
Kementerian Perindustrian Dorong Pesantren Ciptakan Industri Baru
Kementerian Perindustrian mendorong pesantren untuk menciptakan industri baru.Foto/Pramono
A A A
SIDOARJO - Wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren memiliki potensi strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Ini disampaikan Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Kementrian Perindustrian,, Gati Wibawaningsih di sela bimbingan teknis dan fasilitasi mesin/peralatan perbengkelan roda dua di Sidoarjo, Senin (23/9/2019).

Ada 28.961 pondok pesantren di Indonesia dengan jumlah santri lebih 4 juta orang. "Pesantren memiliki peran sebagai agen of development yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia di wilayah pedesaan sampai kota," kata Gati.

Karenanya, sejak 2013 lalu Kementerian Perindustrian terus mendorong pesantren agar menumbuhkan wirausaha industri baru. Salah satunya melalui program santripreneur.

Hingga sekarang sudah ada 37 pesantren yang tersentuh program itu. Dan sampai akhir tahun ini, diprediksi bertambah sampai 42 pesantren. "Setiap program anggarannya sekitar Rp 400 juta. Itu untuk alat atau mesin, pembinaan, dan sebagainya," urai dia.

Di Jawa Timur, sejumlah pesantren sudah menikmati program ini, termasuk di Mojokerto, Jember, Lamongan, Kediri, Probolinggo, dan beberapa wilayah lain.

Jenisnya beragam, tergantung kemampuan dan keinginan pesantren. Ada berupa bantuan alat dan pembinaan untuk bengkel motor, garmen, makanan, dan sebagainya. "Hasilnya juga cukup bagus. Sudah ada sekitar 1.000 wirausaha baru dari sekitar 7.000 santri yang ikut dalam program pembinaan ini," imbuhnya.

Dari program ini, harapannya santri bisa benar-benar mandiri saat kembali ke kampung halamannya. Menjadi wirausaha industri atau berkreasi memanfaatkan kecanggihan IT.

Kabid Industri Non Agro Dinas Perindustrian Jawa Timur Bagas Yulistyati yang hadir di acara ini menyampaikan, program ini sejalan dengan program Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Yakni program One Pesantren One Produk. "Di Jawa Timur ada 6.000 lebih pesantren. Dan selama ini, Pemprov juga terus berusaha mendorong santri-santri pesantren untuk berwirausaha melalui program itu," kata dia.

Tentang kondisi perekonomian di Jawa Timur sendiri, dia menyampaikan, pada semester satu tahun ini meningkat sampai 5,64 persen, lebih tinggi dibanding nasional sebesar 5,06 persen. Penyumbang terbesarnya ada di sektor industri pengolahan sebesar 29,6 persen dan perdagangan besar-kecil mencapai 18,6 persen.

"Melalui program-program untuk pesantren, diharapkan juga bisa terus meningkatkan perekonomian di Jawa Timur," pungkasnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4184 seconds (0.1#10.140)