Dinas ESDM Jatim: Semburan Lumpur di Kutisari Diduga Akibat Gempa
A
A
A
SURABAYA - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim menyebutkan, semburan lumpur di depan pekarangan rumah di Kutisari Indah Utara III/19 disebabkan tekanan yang meningkat di dalam bumi. Tekanan itu akibat aktifitas geologi. Kemungkinan sebelumnya terjadi gempa.
Menurut Kepala Dinas ESDM Jatim Setiajit, lokasi semburan asal mulanya pada jaman kolonial dan merupakan lapangan minyak (Kuti field). Dahulu terdapat 34 sumur. Awal mula terjadinya semburan lumpur pada Senin (23/9/2019) sekitar pukul 13.00 WIB. Namun hari ini, semburan terpantau lebih kecil dari kemarin.
Pada hari kedua ini, lebih banyak keluar minyak mentahnya daripada lumpurnya. “Untuk kandungan gas yang ada belum dapat dipantau dikarenakan gas detektor masih diupayakan,” katanya, Selasa (24/9/2019).
Dia menambahkan, hingga saat ini kandungan gas dari semburan lumpur belum dapat diketahui. Pasalnya, masih mengupayakan gas detektor. Dalam sepekan mendatang, pihaknya akan melakukan pengamatan selama seminggu untuk melihat aktifitas semburan.
Pihaknya menyarankan penghuni agar tidak menempati rumah tersebut sampai seminggu mendatang. “Kami juga minta masyarakat sekitarnya tetap tenang dan memantau perkembangan yang ada,” imbuhnya.
Menurut Kepala Dinas ESDM Jatim Setiajit, lokasi semburan asal mulanya pada jaman kolonial dan merupakan lapangan minyak (Kuti field). Dahulu terdapat 34 sumur. Awal mula terjadinya semburan lumpur pada Senin (23/9/2019) sekitar pukul 13.00 WIB. Namun hari ini, semburan terpantau lebih kecil dari kemarin.
Pada hari kedua ini, lebih banyak keluar minyak mentahnya daripada lumpurnya. “Untuk kandungan gas yang ada belum dapat dipantau dikarenakan gas detektor masih diupayakan,” katanya, Selasa (24/9/2019).
Dia menambahkan, hingga saat ini kandungan gas dari semburan lumpur belum dapat diketahui. Pasalnya, masih mengupayakan gas detektor. Dalam sepekan mendatang, pihaknya akan melakukan pengamatan selama seminggu untuk melihat aktifitas semburan.
Pihaknya menyarankan penghuni agar tidak menempati rumah tersebut sampai seminggu mendatang. “Kami juga minta masyarakat sekitarnya tetap tenang dan memantau perkembangan yang ada,” imbuhnya.
(msd)