Ubaya Edu Agrowisata, Suguhan Pembelajaran Dari Alam

Rabu, 25 September 2019 - 10:25 WIB
Ubaya Edu Agrowisata, Suguhan Pembelajaran Dari Alam
Mahasiswa yang tergabung dalam Summer Program belajar proses tumbuh kembang salak dan produk turunannya, di Ubaya Training Center. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
MOJOKERTO - Kampus III Universitas Surabaya (Ubaya) yang terletak di Trawas, Kabupaten Mojokerto, terus berbenah guna memberikan metode pembelajaran berbasis pada alam.

Melalui Ubaya Edu Agrowisata yang telah diresmikan beberapa waktu silam, kini Integrated Outdoor Campus (IOC) ini mengembangkan dengan berbagai tambahan tanaman seperti kopi dan cacao, sebagai wadah belajar agriculture kengan konsep menyekangkan.

Semua ini memang tidak lepas sebagai wujud nyata tagline Ubaya yaitu "Learning Beyond the Classroom". Konsep ini yang dipercaya dan ditanamkan oleh Ubaya, menjadi salah satu slogan bahwa pembelajaran tidak hanya bisa didapatkan di kelas saja, namun di luar kelas juga merupakan pembelajaran sesungguhnya.

Ubaya Edu Agrowisata, Suguhan Pembelajaran Dari Alam


Ubaya Edu Agrowisata adalah salah satu penerapan nyata dari slogan ini. Kawasan perkebunan dengan luas total 11,2 hektar ini telah menjadi sarana pendidikan di luar kelas yang cukup memadai.

Ubaya Edu Agrowisata memberi kesempatan pada pengunjung, baik mahasiswa ataupun non-mahasiswa, untuk belajar langsung dari interaksi masyarakat, lingkungan kerja, dan dari alam. Kombinasi tiga kebun Edu Agrowisata ini menghasilkan wisata yang menarik.

Kebun pertama adalah Salak Pondoh dengan luas 6 hektar, kebun kedua adalah kebun Cokelat atau Kakao dengan luas 2,2 hektar, dan kebun terakhir adalah kebun Kopi Liberika dengan luas 3 hektar. Kehadiran Edu Agrowisata memang diharapkan bisa membuat generasi muda lebih aktif berinteraksi dengan alam di era yang serba digital ini.

Ubaya Edu Agrowisata, Suguhan Pembelajaran Dari Alam


Direktur Integrated Outdoor Campus (IOC) Ubaya Trawas, Joniarto Parung, berargumen bahwa konsep ini penting untuk dimiliki semua lapisan pendidikan. "Tidak hanya tingkat perguruan tinggi, namun juga sekolah dasar, menengah, bahkan bagi keluarga," jelasnya.

Melalui hadirnya Ubaya Edu Agrowisata ini, guru besar Ubaya ini berharap bahwa wisata tidak hanya sekedar wisata, namun juga menjadi sarana pendidikan yang baik.

Hal ini juga diungkapkan oleh Wakil Direktur Operational IOC-Ubaya Trawas, Theophilus Hermawan. "Konsep Edu-Agrowisata ini dimana wisatawan dapat melihat, belajar, dan mencari informasi pengetahuan mengenai kebun salak, kakao, dan kopi," terangnya.

Ubaya Edu Agrowisata, Suguhan Pembelajaran Dari Alam


Ia menuturkan bahwa wisatawan akan diajak berkeliling sembari melihat cara penanaman, proses panen, dan hasil olahannya.

Di dalam kebun yang dimiliki Kampus III Ubaya ini, dilengkapi gazebo supaya pengunjung yang hadir dapat bercengkerama dan menghadirkan pula selfie spot dengan latar belakang Gunung Welirang, dan Gunung Penagggungan.

Wisatawan pun bisa diberi kesempatan untuk memanen produk tersebut. Hanya dengan biaya 20-25 ribu per orang, kehadiran Edu-Agrowisata ini dapat membuat anda merasakan pembelajaran yang berharga dari alam.

Ubaya Edu Agrowisata, Suguhan Pembelajaran Dari Alam


Tidak hanya domestik, namun beberapa waktu lalu peserta ada wisatawan asing yang belajar serta ingin merasakan memanen langsung buah salaK.

Pada suatu kesempatan, lima mahasiswa yang tergabung dalam Summer Program berkesempatan menikmati hasil panennya dengan berselfie di lokasi yang sudah disiapkan oleh Ubaya Training Center.

Mereka belajar proses tumbuh kembang salak dan produk turunannya. Harapannya mereka dapat menceritakan experience ini kepada rekannya di kampus setelah kembali ke negara asal.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5311 seconds (0.1#10.140)