Plt Walikota: Koperasi Kota Blitar Harus Melek Teknologi Informasi

Rabu, 25 September 2019 - 18:40 WIB
Plt Walikota: Koperasi Kota Blitar Harus Melek Teknologi Informasi
Plt Walikota Blitar Santoso menutup pelatihan manajemen syariah bagi pengurus koperasi se-Kota Blitar.Foto/Edi Purwanto
A A A
BLITAR - Plt Walikota Blitar Santoso meminta pengurus koperasi menggunakan cara-cara baru dalam mengelola maupun memasarkan produknya. Tantangan yang dihadapi oleh koperasi semakin berat karena zamannya sudah berubah, apalagi memasuki era revolusi industri 4.0.

"Ini penting bagi pengurus koperasi yang masih muda-muda. Kita harus memadukan teknologi informasi (TI). Contoh taksi. Siapa yang pernah berpikir akan disaingi oleh Go Jek. Pelayanan Go Jek lebih baik karena bisa menjemput sejak dari pintu rumah. Sedangkan kalau taksi, konsumennya harus pergi ke tempat mangkal taksi. Demikian juga dengan koperasi. Anda memiliki barang bisa diiklankan lewat online. Pemasaran koperasi bisa dikembangkan secara online. Fenomena perkembangan teknologi ini harus ditangkap oleh koperasi," kata Plt Walikota Blitar Santoso saat menutup penguatan kapasitas pengurus koperasi Kota Blitar, Rabu (25/2019).

Perwakilan 255 koperasi aktif di Kota Blitar mengikuti pelatihan selama tiga hari, 23-25 September 2019. Mereka mendapat pelatihan kerajinan batok kelapa, kuliner, pembuatan lapis kukus aneka rasa dan manajemen syariah.

Menurut Santoso, koperasi merupakan soko guru perekonomian bangsa. Pada 1998, koperasi tetap eksis meski banyak perusahaan tumbang. Karena itu, peran koperasi sangat penting bagi perekonomian.

"Tiga hari sudah digembleng koperasi syariah. Saya berharap mind set bapak ibu sudah berubah. Mari bekerja untuk kebaikan, dan jangan bekerja untuk keburukan. Dalam koperasi, bentuknya saling menguntungkan anggota," kata Santoso.

Plt Kepala Dinas Koperasi dan UM Kota Blitar Juari SH Msi menjelaskan jumlah koperasi di Kota Blitar sebanyak 341 koperasi. Yang masih aktif sebanyak 255 koperasi, dan yang tidak aktif 86. Sisanya sedang dalam proses pembubaran.

"Pelatihan diharapkan bisa diterapkan di masyarakat. Maksud dan tujuan menghadapi revolusi industri 4.0. Harus dilakukan pelatihan sebagai antisipasi revolusi industri," kata Juari.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.1192 seconds (0.1#10.140)