Lewat IoT, Kini Pinjam Buku Perpustakaan Bisa 24 Jam

Rabu, 25 September 2019 - 20:52 WIB
Lewat IoT, Kini Pinjam Buku Perpustakaan Bisa 24 Jam
Dekan Fakultas Teknologi Elektro ITS, Tri Arief Sardjono menjelaskan tentang peran IoT dalam perkembangan perpustakaan. Foto/Ist.
A A A
SURABAYA - Perkembangan teknologi begitu pesat. Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang sudah berbasis teknologi mulai melakukan transfer informasi.

Para pustakawan dari berbagai instansi perpustakaan daerah dan perguruan tinggi di Indonesia, berkumpul selama dua hari untuk membahas teknologi terkini dalam penerapannya di lingkungan perpustakaan melalui Seminar Nasional Penerapan Teknologi Internet of Things (IoT) di Hotel Santika Premiere Surabaya, Rabu (25/9/2019).

Kepala Perpustakaan ITS Edy Suprayitno menuturkan, seminar nasional ini merupakan media transfer informasi yang sangat penting untuk terus diadakan setiap tahun. Sebab, perpustakaan merupakan sebuah jantung yang sangat penting dari sebuah perguruan tinggi. Apabila perpustakaan tidak berkembang dalam pengelolaannya, maka kegiatan akademik di perguruan tinggi tersebut dapat terganggu.

"Perkembangan perpustakaan saat ini lebih mengarah pada perkembangan teknologi terkini, karena saat ini pengunjung perpustakaan juga cenderung menggunakan teknologi tersebut," katanya.

Edy melanjutkan, teknologi yang dimaksud ini salah satunya adalah teknologi IoT atau teknologi transfer data melalui jaringan global internet. Menurutnya, IoT sebagai teknologi informasi saat ini sangat penting diterapkan dalam berbagai bidang, terutama perpustakaan sebagai penyedia informasi masyarakat.

Dengan berbasis IoT ini, sistem transfer data dalam operasional perpustakaan menjadi lebih mudah dan efisien. "Meskipun sering dibahas, implementasinya bagi perpustakaan masih sangat sedikit. Makanya kami (Perpustakaan ITS, red) ingin menggugah para pustakawan tentang pentingnya IoT ini," ungkapnya.

Dekan Fakultas Teknologi Elektro ITS, Tri Arief Sardjono menambahkan, teknologi IoT ini memang sangat menarik untuk diangkat dalam pembahasan. Apabila IoT ini berhasil diaplikasikan secara maksimal dalam sistem operasional perpustakaan, tenaga manusia yang diperlukan pun dapat dikurangi.

Dengan begitu, akses peminjaman buku di perpustakaan oleh pengunjung dapat dilangsungkan selama 24 jam tanpa henti. "Untuk IoT ini saya rasa bukan sesuatu yang sangat besar di zaman ini, sehingga untuk peluang pengimplementasiannya juga sangat lebar dan sangat mudah," jelasnya.

Ia melanjutkan, salah satu produk IoT ini adalah Radio Frequency Identification (RFID) berbentuk stiker yang bisa ditempel di setiap buku. RFID sendiri merupakan teknologi yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk transfer data. Dengan kombinasi integrasi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan data online mahasiswa, RFID yang dilengkapi perangkat penyimpanan data ini dapat mempermudah proses peminjaman buku dan barang perpustakaan.

"Dengan kemudahan akses ini, pengunjung tidak perlu bersusah-payah dalam meminjam dan mengantri, sehingga minat baca juga akan meningkat secara otomatis," jelasnya.

Pria yang juga tergabung dalam Tim Riset Mesin Cetak Braille ITS ini menegaskan, teknologi ini tentunya membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, baik birokrasi, pustakawan, maupun para ahli teknologi infomasi. Sebab, semangat komitmen pun masih belum cukup apabila tidak disertai dengan komunikasi dan partnership yang saling terintegrasi. Ia juga mengatakan, selain dua hal tersebut, sistem keamanan juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.9923 seconds (0.1#10.140)