Perhatikan! Ini Cara Awal Penanganan Serangan Jantung

Minggu, 29 September 2019 - 15:02 WIB
Perhatikan! Ini Cara Awal Penanganan Serangan Jantung
Tim dari RSUD dr Soewandhie memberikan cara penanganan serangan jantung. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Edukasi tentang penanganan penyakit jantung harus dipahami masyarakat sejak dini. Hal ini penting, untuk menghindari kejadian fatal akibat serangan jantung.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menggelar perayaan World Heart Day (Hari Jantung sedunia) dengan memberikan pelatihan berupa bantuan hidup dasar.

Pelatihan tersebut, diikuti sekitar 200 peserta terdiri dari perwakilan petugas puskesmas se-Surabaya dan masyarakat umum di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (29/0l9/2019).

Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soewandhie Surabaya, Rince Pangalila menuturkan, bakti sosial dalam rangka memperingati World Heart Day ini dilakukan edukasi hidup sehat, pemeriksaan gula darah dan edukasi bagaimana memberikan bantuan hidup dasar.

"Kegiatan rutin ini biasanya dilakukan 3-6 bulan sekali di rumah sakit. Tetapi ini special, karena itu kami gelar berbeda," katanya.

Selain itu, pihaknya bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra dan mengerahkan tim dari Rumah Sakit dr. Soewandhie sebanyak 50 orang dokter spesialis dan perawat.

Ia menambahkan, sebanyak 50 dokter dan perawat tersebut bertugas memberikan edukasi kepada sejumlah masyarakat yang hadir. Tampak beberapa manekin menjadi pusat perhatian sejumlah warga, terutama saat petugas memberikan pengarahan yang dipandu oleh Samuel Sudanawidjaja, yang merupakan dokter spesialis jantung RSUD dr Soewandhie.

"Petugas dari kami memberikan pengarahan dan memberikan pelatihan sampai para peserta faham betul, jadi dipraktikkan sampai benar-benar bisa," kata Rince.

Dokter spesialis Jantung RSUD dr Soewandhie Surabaya, Samuel Sudanawidjaja menjelaskan, dalam memberikan penanganan bantuan hidup dasar ini dibutuhkan penanganan cepat dan tepat. Pertama yang harus dilakukan adalah pijatan jantung.

"Pijatan jantung ini harus tepat dan dilakukan secara terus menerus sebelum ada reaksi dari korban atau sebelum pertolongan yang lebih besar datang menangani," kata Samuel.

Samuel mencontohkan, pijatan jantung ini bisa dipraktikkan ketika tiba-tiba ada orang yang mengalami henti jatung, misalnya saat jogging. Maka dari itu, pijatan jantung ini wajib dilakukan, sebab jika dibiarkan henti jantung, maka aliran darah juga akan terhenti. Sehingga dari situ dapat mengakibatkan kerusakan pada otak.

"Pijat jantung prinsipnya itu dilakukan selama pasien masih belum ada respon. Ini kan bantuan hidup dasar tapi perannya sangat besar sekali," jelasnya.

Selain pijat jantung, Samuel mengungkapkan, peserta juga diajarkan memberikan nafas buatan untuk korban. Namun upaya itu tidak harus dilakukan jika penolong tidak bersedia memberikan nafas buatan terhadap korban. "Yang paling penting pijat jantungnya jangan sampai berhenti," ujarnya

Menurutnya, penangan ini sangat diperlukan. Selain itu, pemahanan ini juga harus dimiliki oleh setiap orang, tidak hanya petugas puskesmas saja. "Jadi kita bisa menolong siapa pun dan dimana pun dengan cepat dan tepat," imbuhnya.

Ia berharap, dari edukasi semacam ini, masyarakat dapat menularkan pelatihan ini kepada orang-orang terdekatnya. Harapannya, masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama jika terjadi kedaruratan bidang jantung.

"Intinya, jika terjadi henti jantung mereka paham bisa memberikan pertolongan pertama yang tepat jadi kemungkinan orang untuk ditolong itu lebih besar," ucapnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4124 seconds (0.1#10.140)