Diangkut Hercules TNI AU, 120 Pengungsi Wamena Pulang Kampung

Rabu, 02 Oktober 2019 - 17:54 WIB
Diangkut Hercules TNI AU, 120 Pengungsi Wamena Pulang Kampung
Ratusan pengungsi dari Wamena, Papua, tiba di Lanud Abdulrachman Saleh Malang, diangkut menggunakan pesawat angkut berat C130 Hercules dari Skadron Udara 32. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Kerusuhan yang mendera Wamena, Papua, memaksa warga Jawa Timur (Jatim) yang telah tinggal di wilayah itu, mengungsi pulang ke kampung halamannya masing-masing.

Gelombang pertama pengungsian tiba di Lanud Abdulrachman Saleh Malang, pada Rabu (2/10/2019), sekitar pukul 14.50 WIB, diangkut menggunakan pesawat angkut berat C130 hercules dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang.

Kedatangan sebanyak 120 pengungsi dari berbagai daerah di Jatim tersebut, disambut langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, bersama Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Marsma TNI Helsy Paat, Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edy Jarwoko, Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung, Bupati Malang, Sanusi, dan Bupati Sampang, Slamet Junaedi.

Khofifah yang menyambut kedatangan langsung pengungsi gelombang pertama ini, sempat menitikkan air mata saat melihat kondisi para pengungsi. Disalaminya satu-persatu pengungsi yang tiba di Lanud Abdulrachman Saleh Malang.

"Ini merupakan upaya yang bisa kami lakukan untuk melindungi keselamatan warga. Ke depannya akan kami koordinasikan dengan Pemkab atau Pemkot setempat, untuk penanganan lebih lanjut di daerahnya masing-masing," tuturnya.

Saat ini, para pengungsi yang sudah datang akan langsung diantarkan ke rumah keluarganya masing-masing. "Semua kami antarkan sampai tujuan. Kalaupun ada yang akan singgah ke rumah keluarganya, juga akan kami layani," tegasnya.

Diangkut Hercules TNI AU, 120 Pengungsi Wamena Pulang Kampung


Sementara menurut Helsy Paat, saat ini sudah ada tiga unit pesawat angkut berat C130 Hercules dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, yang diterjunkan dalam misi kemanusiaan ini.

"Satu pesawat sudah kembali ke Malang, dengan membawa 120 pengungsi. Dua pesawat lagi masih bertugas di Papua, untuk mengangkut pengungsi dari Wamena, ke Sentani," ujar marsekal bintang satu ini.

Salah seorang pengungsi, Suparman, asal Kabupaten Pasuruan, mengaku sudah enam tahun ini tinggal di Wamena. Selama di sana, dia mencari nafkah sebagai tukang ojek. Usaha yang dirintisnya, terpaksa ditinggalkan begitu saja untuk menyelamatkan diri.

"Kejadiannya waktu itu sangat cepat. Tiba-tiba saja banyak orang datang ke tempat tinggal kami, dan langsung merusak serta membakar rumah. Saya lari menyelamatkan diri ke kantor polisi," ujar bapak satu anak ini.

Dia sendiri menyebut, bahwa orang-orang yang datang menyerbu permukimannya bukanlah warga yang dikenalnya. "Warga asli Wamena, yang ada di sekitar permukiman kami, ikut melindungi kami. Yang datang menyerang, bukan warga asli di situ, mereka tidak kami kenali," tuturnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.0794 seconds (0.1#10.140)