Lindungi Warga, Pemprov Jatim Siapkan Posko di Jayapura

Rabu, 02 Oktober 2019 - 21:07 WIB
Lindungi Warga, Pemprov Jatim Siapkan Posko di Jayapura
Para pengungsi dari Wamena, Papua, tiba di Lanud Abdurachman Saleh Malang, setelah diangkut menggunakan pesawat angkut berat C130 hercules dari Skadron Udara 32. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Kerusuhan dan aksi kekerasan yang terjadi di Wamena, Papua, membuat prihatin banyak pihak, karena menimbulkan banyak kerugian serta korban jiwa dari masyarakat.

(Baca juga: Diangkut Hercules TNI AU, 120 Pengungsi Wamena Pulang Kampung )

Sebagian warga Jatim, yang berada di Wamena, telah berhasil dievakuasi untuk dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing. Mereka diangkut menggunakan pesawat angkut berat C130 Hercules milik Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menegaskan, terus berupaya untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada warga yang membutuhkan. "Langkah pemulangan ini, juga bagian dari upaya memberikan perlindungan untuk warga," tegasnya.

Selanjutnya, dia akan berkoordinasi dengan dinas sosial yang ada di kabupaten dan kota di Jatim, untuk memberikan bantuan kepada warga yang sudah dipulangkan dari Wamena.

Selain itu, gubenur perempuan pertama di Jatim ini juga menegaskan, telah membuka posko di Jayapura, Papua, utuk mendata dan memberikan perlindungan terhadap warga dari tindakan kekerasan.

Khofifah menyambut langsung 120 warganya yang telah dievakuasi untuk dipulangkan ke Jatim, menggunakan pesawat angkut berat C130 Hercules. Dia hadir di Lanud Abdulrachman Saleh Malang, dan memberikan semangat untuk para korban kerusuhan tersebut.

Lindungi Warga, Pemprov Jatim Siapkan Posko di Jayapura


Ramadani (23), warga Kabupaten Probolinggo, yang berhasil selamat dari kerusuhan di Wamena, juga terpaksa pulang kampung bersama istrinya yang sedang hamil lima bulan. Dia baru satu tahun ini tinggal di Wamena, dan bekerja di sebuah toko handphone (HP).

"Semua barang-barang tidak mampu diselamatkan, yang terpeting kami sekeluarga selamat. Saat kerusuhan, kami sekeluarga ditolong warga asli Wamena, yang tinggal di sekat rumah. Kelompok yang datang menyerang, bukan warga asli di situ," tuturnya.

Dia berharap kondisi di Wamena, segera pulih dan damai seperti sedia kala. Saat ini masih banyak kerabat dan warga Jatim yang mengungsi di Bandara Wamena. Mereka belum bisa terangkut ke Sentani.

Sementara itu menurut Komandan Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Letkol Pnb. Suryo Anggoro menyebutkan, penerbangan untuk membawa 120 orang pengungsi asal Jatim ini, memakan waktu selama delapan jam.

"Kami sebelumnya berangkat dari Wamena, lalu menuju ke Sentani. Dari Sentani, kami terbang ke Biyak. Di Biyak pesawat sempat bermalam satu malam, lalu diberangkatkan menuju Ambon, Makasar, dan baru ke Malang," tuturnya.

Dia menyebutkan, selain dari Skadron Udara 32, juga ada pesawat angkut berat C130 Hercules dari Skadron Udara 31 Halim Perdana Kusuma, dan Skadron Udara 33 yang diperbantukan untuk menjalankan misi kemanusiaan, mengangkut para pengungsi dari Wamena, ke Sentani.

Total ada enam pesawat C130 Hercules, yang dioperasikan TNI AU untuk menangani pengungsi di Wamena. Pesawat-pesawat ini, setiap hari hilir mudik Wamena-Sentani, untuk membawa para pengungsi ke daerah yang tidak dilanda kerusuhan.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.9818 seconds (0.1#10.140)