PWNU Jatim Siap Menampung Anak-Anak Pengungsi Wamena di Pesantren
A
A
A
SURABAYA - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim siap menampung anak-anak pengungsi Wamena yang kembali ke provinsi ini. PWNU akan menyekolahkannya di pesantren.
Anak-anak tersebut dipersilakan mondok gratis di sejumlah pesantren di Jawa Timur.
“Untuk anak perantau dari Wamena, silakan anaknya disekolahkan di pondok. Pesantren akan menanggung semua biayanya. Semua kiai pondok siap menampung putra-putri mereka yang masih mengikuti pendidikan,” kata Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar
Jaminan ini disampaikan Marzuki, karena kiai-kiai NU memiliki banyak pondok pesantren. Pihaknya berjanji akan membantu mengomunikasikan rencana tersebut kepada seluruh kiai. Sebab, dia tidak ingin anak-anak perantau tersebut terlantar pendidikannya.
“Sudah, bawa saja ke pondok. Kami siap tampung. Siapapun. Berapun siap. Mau seribu. Mau dua ribu. Kan, pondok banyak,” kata pengasuh Ponpes Sabilur Rosyad, Nggasek, Kota Malang ini.
Marzuki mengaku akan berkoordinasi dengan Pemprov Jatim, termasuk pemilik pesantren atas rencana ini. Mulai dari inventarisasi jumlah anak-anak pengungsi, jenjang pendidikan, hingga sekolah atau pondok pesantren yang ingin dituju.
“Jadi, nanti, anak bisa tinggal pilih, di mana sekolah. Kejuruan, agama, atau SMA. Karena ponpes macam-macam jurusan pendidikannya,” kata dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang ini.
Diketahui, kasus kerusahan di Wamena Papua, membuat warga Jawa Timur memilih mengungsi dan balik ke daerah asal. Tercatat sudah ada tiga kloter perantau yang dipulangkan. Mereka terdiri atas orang tua dan anak-anak.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, saat ini masih ada ribuan warga Jawa Timur yang tertahan di posko pengungsian. Karena itu, pihaknya terus berupaya untuk memulangkan.
“Beberapa sudah kami angkut dengan pesawat Hercules milik TNI AU. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mengangkut mereka menggunakan kapal,” katanya.
Anak-anak tersebut dipersilakan mondok gratis di sejumlah pesantren di Jawa Timur.
“Untuk anak perantau dari Wamena, silakan anaknya disekolahkan di pondok. Pesantren akan menanggung semua biayanya. Semua kiai pondok siap menampung putra-putri mereka yang masih mengikuti pendidikan,” kata Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar
Jaminan ini disampaikan Marzuki, karena kiai-kiai NU memiliki banyak pondok pesantren. Pihaknya berjanji akan membantu mengomunikasikan rencana tersebut kepada seluruh kiai. Sebab, dia tidak ingin anak-anak perantau tersebut terlantar pendidikannya.
“Sudah, bawa saja ke pondok. Kami siap tampung. Siapapun. Berapun siap. Mau seribu. Mau dua ribu. Kan, pondok banyak,” kata pengasuh Ponpes Sabilur Rosyad, Nggasek, Kota Malang ini.
Marzuki mengaku akan berkoordinasi dengan Pemprov Jatim, termasuk pemilik pesantren atas rencana ini. Mulai dari inventarisasi jumlah anak-anak pengungsi, jenjang pendidikan, hingga sekolah atau pondok pesantren yang ingin dituju.
“Jadi, nanti, anak bisa tinggal pilih, di mana sekolah. Kejuruan, agama, atau SMA. Karena ponpes macam-macam jurusan pendidikannya,” kata dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang ini.
Diketahui, kasus kerusahan di Wamena Papua, membuat warga Jawa Timur memilih mengungsi dan balik ke daerah asal. Tercatat sudah ada tiga kloter perantau yang dipulangkan. Mereka terdiri atas orang tua dan anak-anak.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, saat ini masih ada ribuan warga Jawa Timur yang tertahan di posko pengungsian. Karena itu, pihaknya terus berupaya untuk memulangkan.
“Beberapa sudah kami angkut dengan pesawat Hercules milik TNI AU. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mengangkut mereka menggunakan kapal,” katanya.
(msd)