Emil Dardak Berharap Bahasa Isyarat Semakin Dikenal Masyarakat

Minggu, 06 Oktober 2019 - 17:16 WIB
Emil Dardak Berharap Bahasa Isyarat Semakin Dikenal Masyarakat
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak saat hadir di acara Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBI) tahun 2019 saat Car Free Day (CFD) di Jalan Tunjungan. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, bersama-sama komunitas penyandang bisu tuli, memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBI) tahun 2019.

Perayaan yang digelar penyandang bisu tuli, dan komunitas masyarakat yang peduli terhadap bahasa isyarat ini, dilaksanakan di Car Free Day (CFD) Jalan Tunjungan Kota Surabaya, Minggu (6/10/2019) pagi.

Orang nomor dua di Jatim itu ikut membaur dengan komunitas dan rekan-rekan berkebatasan mendengar di Kota Surabaya.

Terkait acara tersebut, Emil Dardak berharap, bahasa isyarat yang menjadi bahasa khusus bagi para tuna rungu itu semakin dikenal luas di masyarakat. Diapun sangat mendukung berbagai kegiatan yang sifatnya mensosialisasikan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) digelar di masyarakat.

Salah satu contohnya, kegiatan jalan sehat dan berkumpul bersama dengan berbagai komunitas dan rekan-rekan yang berkebatasan mendengar di Surabaya. Lebih lanjut Emil menyampaikan, melalui peringatan HBI yang bertemakan "Hak Bahasa Isyarat untuk Semua" ini, seluruh masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam hal mendengar, dapat merasakan bahwa mereka juga menjadi bagian dari masyarakat, tanpa ada perbedaan.

"Karena itu, kami hadir disini membawa semangat Jawa Timur sebagai masyarakat yang inklusif, artinya siapapun itu adalah bagian dari kita. Tidak boleh ada yang dibeda-bedakan," tegasnya.

Mantan Bupati Trenggalek ini mengungkapkan, pemerintah membutuhkan saran, dan masukan agar bahasa isyarat semakin dikenal luas, dan mampu dipahami oleh masyarakat.

"Beberapa waktu lalu, saya pergi ke Malang. Disana ada satu kelompok yang fokus kepada mengenalkan bahasa isyarat untuk masyarakat. Mudah-mudahan ini bisa kita masyarakatkan, dan kita budayakan lebih baik lagi. Tidak hanya di Surabaya, tapi di seluruh Jawa Timur," ungkapnya.

Emil menambahkan, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, keterbatasan fisik bukanlah menjadi penghalang bagi seseorang untuk maju. Begitu pula dengan mereka yang mengalami keterbatasan, seperti kaum tuna rungu.

"Dengan adanya handphone, tentunya hidup kita semua jadi lebih mudah, kita bisa berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Nah, hadirnya teknologi ini bisa menambah kesempatan bagi saudara-saudaraku semua untuk berkomunikasi, bekerja, belajar, serta lebih produktif," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Panitia HBI 2019, Ika Irawan mengatakan, kegiatan ini memperingati HBI yang jatuh pada 23 September 2019 lalu. Bisindo sendiri merupakan bahasa yang berkembang secara alami di kelompok masyarakat tuna rungu di Indonesia.

Bisindo memiliki tata bahasa yang berbeda dengan bahasa lisan. Perbedaannya mencangkup semua unsur mulai dari fonologi, morfologi, sintaksis, pragmatis dan unsur lainnya. "Kami gelar HBI di Surabaya ini untuk mensosialisasikan Bisindo yang sedang diperjuangkan oleh kaum difabel di Indonesia," katanya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.1396 seconds (0.1#10.140)