Minim Kasus Kecelakaan Jadi Faktor Nelayan Tulungagung Emoh Ikut Asuransi

Selasa, 18 September 2018 - 10:18 WIB
Minim Kasus Kecelakaan Jadi Faktor Nelayan Tulungagung Emoh Ikut Asuransi
Jumlah nelayan Tulungagung yang bersedia mengikuti Program Asuransi Nelayan baru 800 orang. Foto/Dok.
A A A
TULUNGAGUNG - Nelayan di Tulungagung minim berminat mengikuti Program Asuransi Nelayan yang digulirkan pemerintah. Sejak dicanangkan dua tahun lalu, jumlah nelayan Tulungagung yang bersedia menjadi nasabah baru 800 orang. Sementara jumlah total nelayan Tulungagung yang tercatat sebanyak 4.000 orang.

"Para nelayan enggan ikut (asuransi nelayan) karena kasus kecelakaan minim. Dibanding daerah lain, kasus memang kecil, "ujar Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tulungagung Tatang Suhartono kepada wartawan, Selasa (18/9/2018).

Bahkan di tahun 2017, kasus kecelakaan laut di wilayah pesisir selatan Tulungagung nihil. Dalam menghadapi bahaya atau ancaman alam, para nelayan telah memiliki solusinya sendiri. Disatu sisi fenomena itu menggembirakan. Namun disisi lain situasi yang ada mendorong nelayan berfikir asuransi kurang berguna.

Apalagi subsidi pemerintah hanya berlaku pada tahun pertama. Tahun berikutnya nelayan harus membayar premi sendiri secara utuh, yakni Rp 175 ribu per tahun. "Tahun pertama memang ditanggung pemerintah. Namun tahun berikutnya nelayan harus membayar premi sendiri, "terangnya.

Meski demikian pemkab Tulungagung tidak akan menyerah. Sosialiasi terkait pentingnya asuransi nelayan terus digencarkan. Disampaikan juga bahwa asuransi nelayan tidak hanya berlaku di laut. Resiko nelayan saat beraktifitas di darat juga bagian dari jaminan asuransi.

"Kita terus melakukan sosialisasi. Tahun 2018 ini ada sebanyak 250 nelayan yang mendaftar asuransi, "pungkasnya. Suwito, salah seorang nelayan Pantai Sine Kecamatan Kalidawir mengatakan asuransi memang penting. Sebab secara ekonomi resiko pekerjaan nelayan telah terjamin.

Namun tidak sedikit nelayan berfikir sebaliknya, yakni dengan ikut asuransi sama halnya nelayan mengharap datangnya bencana. "Tidak sedikit nelayan berfikir begitu. Memang itu irasional. Namun fenomena yang terjadi faktanya seperti itu, "ujarnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.1831 seconds (0.1#10.140)